Mari
kita awali dengan merenungkan beberapa sirah berikut:
·
Konstantinopel berhasil ditakhlukkan
oleh Sultan Mehmed pada tahun 1453M. Kemenangannya tersebut membuat dia diberi
gelar sebagai Al Fatih. Dikenallah ia sebagai Muhammad Al Fatih. Kemenangannya
menunjukkan bahwa Islam telah menemukan pemimpin yang disebutkan dalam sabda Rasulullah
SAW. Konstatinopel telah ditaklukan oleh sebaik-baiknya pemimpin
dan sebaik-baiknya tentara. Muhammad Al Fatih saat itu berusia
kurang dari 22 tahun.
·
Pada zaman Rasulullah juga banyak pemuda
hebat, sebut saja Usamah bin Zaid (18 tahun) yang memimpin pasukan untuk
menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu dan beliau menjadi Jenderal
termuda yang ditunjuk Rasulullah SAW.
·
Pemuda lainnya adalah Sa’ad bin Abi Waqqash
(17 tahun) yang melindungi Rasulullah di perang Uhud. Memiliki kedewasaan dan
kematangan berpikir sehingga termasuk dari enam orang ahlus syuro.
·
Ada lagi pemuda hebat Al Arqam bin Abil Arqam
yang berumur 16 tahun. Rumahnya dijadikan sebagai markas dakwah Rasul SAW
selama 13 tahun berturut-turut.
·
Pada zaman tersebut juga ada Zubair bin Awwam
yang berumur 15 tahun dan Thalhah bin Ubaidillah yang berumur 16 tahun karena
pengorbanannya untuk Rasulullah dan perjuangannya untuk Islam, Rasul
Shallallahu’alahi wasallam menyampaikan bahwa mereka berdua akan menjadi
tetangga beliau di surga.
·
Yang tidak kalah cemerlangnya adalah Zaid bin
Tsabit seorang penulis wahyu (Al-Qur’an) dan hafal kitabullah dan ikut serta
dalam kodifikasi Al Qur’an. Pemuda belia berumur 13 tahun.
·
Dalam bidang pemerintahan, ada pemimpin muda
bernama Atab bin Usaid yang diangkat oleh Rasulullah sebagai gubernur Makkah
pada umur 18 tahun.
·
Di bidang militer, pemuda hebat yang tampil
heroik di perang Badar yakni Mu’adz bin Amr bin Jamuh 13 tahun dan Mu’awwidz
bin ‘Afra 14 tahun yang berhasil membunuh Abu Jahal, jenderal kaum musyrikin
pada perang Badar.
·
Pada masa berikutnya, seorang penguasa muda
Spanyol yakni Abdurrahman An Nashir yang diangkat menjadi kholifah saat berumur
21 tahun. Pada masanya Andalusia mencapai puncak kejayaannya.
·
Penakluk lainnya adalah Muhammad Al Qasim yang
saat itu ditunjuk menjadi panglima perang saat umurnya baru 17 tahun. Beliau
memimpin 20.000 pasukan menuju India dan menaklukkannya.
Pelajaran
apa yang bisa kita petik dari bukti sejarah tersebut?
Ya,
usia muda bukan sebuah halangan untuk menjadi seorang pemimpin. Justru pada
usia muda inilah seorang memiliki vitalitas terbaik, ketajaman berpikir dan
keberanian bertindak.
Beramal
dan bergerak juga merupakan indikator kebaikan hidup bagi seorang generasi muda
Islam. Karena semua yang bergerak dan beramal akan mendatangkan kemashlahatan dan
kebaikan. Seorang generasi muda tidak boleh berpangku tangan, tanpa ada
partisipasi dalam mewujudkan agenda perubahan bangsa.
Tuntutan
bagi generasi muda untuk bergerak dikarenakan generasi muda adalah sosok yang memiliki intelektualitas. Generasi
muda juga berusaha kritis terhadap
kondisi masyarakatnya dan berusaha mengungkapkan realitas dan fakta-fakta yang
terjadi di masyarakat, dan menyampaikan langsung kepada para penguasa dan mampu mengambil kebijakan. Pada akhirnya
generasi muda menjadi tumpuan bagi
rakyat untuk terus menyuarakan perubahan.
Secara
etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin, dalam bahasa Inggrisnya “leadership” yang berati
kepemimpinan, dari kata dasar “leader” berarti pemimpin dan akar katanya “to
lead” yang terkandung beberapa arti yang saling erat berhubungan: bergerak lebih
awal, berjalan di awal, mengambil langkah awal, berbuat paling dulu,
mempelopori, mengarahkan pikiran-pendapat-orang lain, membimbing, menuntun,
menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya.
Musthafa
Al Ghalayaini berkata: “Adalah
terletak di tangan para pemuda kepentingan umat ini, dan terletak di tangan
pemuda juga kehidupan umat ini.”
Pemuda
sebagai pemimpin perubahan. Pemuda yang hebat adalah pemuda yang mampu menjadi
pelopor dalam kemajuan bangsanya. Seorang pemuda harus memiliki ilmu dan
ketakwaan, dan yang pasti mereka harus menjadi kebanggaan umat. Pemuda harus
mampu menjadi teladan dalam kebaikan, bukan dalam kejahatan serta mampu memimpin
perubahan menuju kebangkitan Islam.
Untuk
bisa mencetak pemuda yang siap menjadi pemimpin perubahan dibutuhkan proses
pendidikan dan pembinaan yang benar sesuai metode pembinaan yang telah
dicontohkan Rasulullah SAW.
Perubahan
ada di tangan kalian wahai para pemuda, tidak ada pilihan yang lebih baik bagi
kita para pemuda kecuali kita meleburkan diri dalam perjuangan ini. Bersama-sama
mengkaji Islam dan bergerak merubah peradaban jahiliyah menuju peradaban mulia
yakni Islam.
Kepemimpinan
di masa yang akan datang ada di pundak kalian. Kepemimpinan bukan sebuah ebban,
justru itulah titah yang harus disambut oleh para pemuda. Sebuah titah
peradaban. Untuk melanjutkan generasi muda sebelum kalian yang telah
mencatatkan namanya dalam goresan tinta keemasan sejarah. Kalianlah penerusnya!