Salah satu fenomena menarik setiap menjelang liburan tahun baru atau hari raya adalah aktivitas mudik. Kegiatan tahunan ini menyita perhatian banyak pihak. Masyarakat yang menjadi subjek mudik, pemerintah sampai perusahaan swasta. Dengan kepentingan masing-masing mereka membuat berbagai macam program.
Pemerintah sibuk mempersipakan infrastruktur transportasi, para pemudik sibuk mempersiapkan kendaraan, perlengkapan, oleh-oleh dan bekal lainnya, stasiun tv membuat siaran langsung waktu per waktu, perusahaan membuat program mudik, pelayanan melalui posko, dan banjir reklame di sepanjang jalan jalur mudik.
Apa yang bisa kita perhatikan dari fenomena mudik ini?
Selain sebagai ungkapan bakti kepada keluarga, mudik merupakan waktu rehat sejenak dari hiruk pikuk rutinitas.
Lebaran, bukan sekedar pamungkas bukti kemenangan berpuasa. Nilai lain bagi masyarakat, lebaran atau Idul Fitri bermakna sebagai ajang silaturahmi. Sudah menjadi langganan, menjelang lebaran, masyarakat sibuk menyiapkan untuk kegiatan mudik ke kampung halaman untuk dapat merayakan lebaran bersama sanak dan kerabat. Kendaraan umum penuh sesak penumpang, jalanan macet karena kepadatan lalu lalang kendaraan, orang pun rela antre berjam-jam untuk mendapatkan tiket. Prosesi mudik yang merepotkan, tapi sekaligus menyenangkan dijalani untuk sampai ke kampung halaman.
Pulang kampung kadang menjadi alternatif pemecahan masalah, karena ia menyediakan ruang untuk istirahat. "Dengan pulang kampung dipercayai akan menemukan kembali kedamaian. Lewat pulang, ikatan dengan keluarga besar yang longgar kembali dieratkan," menurut pendapat beberapa orang. Alhasil, ruang kosong akibat rasa terasing pun kembali terisi.
Sementara dari sisi budaya, sejak dulu hampir di semua suku di Indonesia, memiliki satu kesamaan budaya untuk meletakkan penghormatan yang tinggi pada orang tua dan orang-orang yang dituakan. Sehingga ada keinginan untuk bertemu dan 'sungkem' dengan orang tua pada saat-saat tertentu sebagai ungkapan bakti kepada mereka.
Insan mulia, perjalanan pulang kampung atau perjalanan jauh lainnya merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi dan mengobati kelelahan hati Anda. Apalagi bagi para perantau, mudik pada saat lebaran misalnya adalah saat untuk kembali kepada titik awal, yaitu titik atau waktu asal-usul mereka pada saat mereka masih berkumpul dengan orang-orang yang mereka cintai dan mencintai mereka. Dan, inilah saatnya untuk pulang. Pulang ke tengah keluarga. Pulang untuk mengumpulkan motivasi agar sekembalinya ke tempat kerja mendapatkan energi baru.
Dengan melakukan perjalanan jauh seperti pulang kampung, Anda dapat bernostalgia pada masa lalu sekaligus menjadi pengobat rasa rindu. Apalagi bagi Anda yang selama ini jarang pulang ke kampung halaman.
Dengan bernostalgia, secara tidak langsung Anda mengintrospeksi perjalanan hidupan Anda. Merenungkan apa yang belum dan telah Anda lakukan. Anda juga bisa menemukan gagasan baru, ide cemerlang, kreativitas yang berkembang ketika Anda melakukan perjalanan. Buku saya yang laris Leadership and the Monkey Business saya tulis berdasarkan pengalaman perjalanan pulang kampung. Waktu itu saya sedang memikirkan untuk menyusun sebuah buku tentang kepemimpinan dan ternyata cocok dengan pengalaman selama perjalanan pulang kampung.
Perjalanan juga dapat Anda lakukan dengan mengunjungi tempat-tempat baru karena hal itu dapat menambah pengalaman dan wawasan Anda, dan juga, menimbulkan inspirasi baru. Apalagi jika tempat baru yang dikunjungi benar-benar menarik perhatian Anda. Anda mungkin dapat mengambil pelajaran tertentu dari tempat tersebut, salah satunya tentang semangat hidup.
Tempat-tempat baru disini bisa berupa daerah wisata, daerah pemukiman baru, jalan-jalan yang baru Anda jelajahi, dan lain-lain. Namun jangan tempat baru yang malah mengakibatkan kita bermalas-malasan dan meredupkan motivasi Anda. Perjalanan yang menantang, adventuring, adalah salah satu perjalanan yang menumbuhkan semangat baru.[]
Pemerintah sibuk mempersipakan infrastruktur transportasi, para pemudik sibuk mempersiapkan kendaraan, perlengkapan, oleh-oleh dan bekal lainnya, stasiun tv membuat siaran langsung waktu per waktu, perusahaan membuat program mudik, pelayanan melalui posko, dan banjir reklame di sepanjang jalan jalur mudik.
Apa yang bisa kita perhatikan dari fenomena mudik ini?
Selain sebagai ungkapan bakti kepada keluarga, mudik merupakan waktu rehat sejenak dari hiruk pikuk rutinitas.
Lebaran, bukan sekedar pamungkas bukti kemenangan berpuasa. Nilai lain bagi masyarakat, lebaran atau Idul Fitri bermakna sebagai ajang silaturahmi. Sudah menjadi langganan, menjelang lebaran, masyarakat sibuk menyiapkan untuk kegiatan mudik ke kampung halaman untuk dapat merayakan lebaran bersama sanak dan kerabat. Kendaraan umum penuh sesak penumpang, jalanan macet karena kepadatan lalu lalang kendaraan, orang pun rela antre berjam-jam untuk mendapatkan tiket. Prosesi mudik yang merepotkan, tapi sekaligus menyenangkan dijalani untuk sampai ke kampung halaman.
Pulang kampung kadang menjadi alternatif pemecahan masalah, karena ia menyediakan ruang untuk istirahat. "Dengan pulang kampung dipercayai akan menemukan kembali kedamaian. Lewat pulang, ikatan dengan keluarga besar yang longgar kembali dieratkan," menurut pendapat beberapa orang. Alhasil, ruang kosong akibat rasa terasing pun kembali terisi.
Sementara dari sisi budaya, sejak dulu hampir di semua suku di Indonesia, memiliki satu kesamaan budaya untuk meletakkan penghormatan yang tinggi pada orang tua dan orang-orang yang dituakan. Sehingga ada keinginan untuk bertemu dan 'sungkem' dengan orang tua pada saat-saat tertentu sebagai ungkapan bakti kepada mereka.
Insan mulia, perjalanan pulang kampung atau perjalanan jauh lainnya merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi dan mengobati kelelahan hati Anda. Apalagi bagi para perantau, mudik pada saat lebaran misalnya adalah saat untuk kembali kepada titik awal, yaitu titik atau waktu asal-usul mereka pada saat mereka masih berkumpul dengan orang-orang yang mereka cintai dan mencintai mereka. Dan, inilah saatnya untuk pulang. Pulang ke tengah keluarga. Pulang untuk mengumpulkan motivasi agar sekembalinya ke tempat kerja mendapatkan energi baru.
Dengan melakukan perjalanan jauh seperti pulang kampung, Anda dapat bernostalgia pada masa lalu sekaligus menjadi pengobat rasa rindu. Apalagi bagi Anda yang selama ini jarang pulang ke kampung halaman.
Dengan bernostalgia, secara tidak langsung Anda mengintrospeksi perjalanan hidupan Anda. Merenungkan apa yang belum dan telah Anda lakukan. Anda juga bisa menemukan gagasan baru, ide cemerlang, kreativitas yang berkembang ketika Anda melakukan perjalanan. Buku saya yang laris Leadership and the Monkey Business saya tulis berdasarkan pengalaman perjalanan pulang kampung. Waktu itu saya sedang memikirkan untuk menyusun sebuah buku tentang kepemimpinan dan ternyata cocok dengan pengalaman selama perjalanan pulang kampung.
Perjalanan juga dapat Anda lakukan dengan mengunjungi tempat-tempat baru karena hal itu dapat menambah pengalaman dan wawasan Anda, dan juga, menimbulkan inspirasi baru. Apalagi jika tempat baru yang dikunjungi benar-benar menarik perhatian Anda. Anda mungkin dapat mengambil pelajaran tertentu dari tempat tersebut, salah satunya tentang semangat hidup.
Tempat-tempat baru disini bisa berupa daerah wisata, daerah pemukiman baru, jalan-jalan yang baru Anda jelajahi, dan lain-lain. Namun jangan tempat baru yang malah mengakibatkan kita bermalas-malasan dan meredupkan motivasi Anda. Perjalanan yang menantang, adventuring, adalah salah satu perjalanan yang menumbuhkan semangat baru.[]