Pada suatu pelatihan yang saya ikuti, pelatih meminta seluruh peserta membayangkan suatu momen yang dia inginkan di masa yang akan datang. Bayangan yang dibuat harus dengan sangat jelas, baik itu tahun, bulan, jika perlu sampai tanggal, tempat, suasana di sekitarnya, pakaian yang dikenakan dan bagaimana situasi saat itu dengan sangat tepat.
Saat itu saya membayangkan apa yang saya harapkan 5 tahun yang akan datang. Saya membayangkan dengan persis kejadiannya dimana, tahun dan bulannya, pakaian yang saya kenakan, suasana hati, posisi tubuh, tamu yang hadir dan seterusnya. Terasa ’nyata’ sekali apa yang saya bayangkan saat itu. Memang waktu masih panjang, dan saya juga belum tahu apakah itu akan terjadi atau tidak.
Ya, pelatih mengajak kita untuk bermimpi. Memimpikan apa keinginan kita yang akan datang. Ini hampir mirip dengan visualiasi. Dan mimpi ini akan lebih ’nyata’ jika kita bagi dengan orang lain.
Sebagaimana sebuah visi perusahaan yang harus ’dibagi’ kepada seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi yang bersangkutan, maka tahapan visi-visi kita akan lebih ’nyata’ jika kita bagi kepada seluruh tubuh kita. Otak membayangkan kejadiannya, mata seolah-olah melihat, tangan memperagakan apa yang terjadi saat itu dan seluruh tubuh merasakan bagaimana suasana di sekeliling kita sekaligus suasana hati kita saat itu.
Saya ingat cerita tentang Walt Disney. Suatu ketika datang seorang teman Disney kepada Walt Disney, beberapa lama setelah Disney meninggal. “Sayang sekali Pak Disney sudah tiada, sehingga ia tidak bisa melihat kejayaan yang dirintisnya,” demikian komentar teman tersebut yang disampaikan kepada isteri Walt Disney. “Tak perlu disayangkan atau disesali, semua kejayaan ini sudah lama ‘dilihat’ oleh Pak Disney sewaktu beliau masih hidup,” begitu jawaban bijak ibu Lily alias Nyonya Disney.
Walt Disney memang memiliki mimpi untuk membangun sebuah taman hiburan yang dapat ‘menghidupkan’ semua karakter dalam film kartun yang diproduksi perusahaannya untuk bertemu secara ‘nyata’ dan menghibur para penggemar. Mimpi inilah yang menjadi kekuatan di balik kejayaan Walt Disney dengan Walt Disney, Co. nya.
"Apa yang kalian lakukan dalam kehidupan, akan bergaung dalam keabadian."
Begitulah Maximus, dalam film Gladiator, memberikan motivasi kepada pasukannya untuk tetap tegar dan semangat menghadapi pertempuran berikutnya. Sederhana saja ucapan itu, namun bagi saya bermakna sangat dalam. Maximus ingin agar tidak ada seorangpun dari pasukannya yang meragukan tujuan dari pertempuran itu. Maximus ingin agar segenap pasukannya tetap percaya dengan keyakinan mereka. Terus firm dengan tanpa keraguan sedikitpun atas apa yang sedang mereka perjuangkan.
Sampai dengan saat ini saya masih percaya penuh bahwa kunci kesuksesan adalah keyakinan yang sangat kuat terhadap sebuah tujuan yang dibarengi oleh konsistensi atas ikhtiar yang kita usahakan untuk meraih tujuan. Alam semestapun akan melengkung dengan sendirinya mengikuti keyakinan kita itu. Bahkan Allah sendiri menjanjikan perubahan takdir apabila kita terus menerus berdoa dan berusaha ke arah perubahan tersebut.
Bagaimana dengan tujuan yang baru sebatas mewujud dalam mimpi di malam-malam kita yang sepi? Apakah kita berani meletakkan mimpi itu dalam pahatan keyakinan yang mengkristal dalam setiap doa kita kepada Allah?
Bermimpi adalah sebuah proses yang wajar bagi manusia. Mimpi sangat dibutuhkan apabila kita ingin terus berproses dalam tumbuh kembang yang berkelanjutan. Bahkan setiap proses kreatif dan inovasi selalu diawali dengan bermimpi. Sehingga dapat dikatakan bahwa melalui proses bermimpilah kita mulai benar-benar hidup sebagai seorang manusia. Kemudian apa yang bisa kita lakukan saat kita baru bisa mimpi dan belum memiliki kesempatan ataupun kemampuan untuk mewujudkannya?
Apapun yang kita miliki meskipun baru sebuah mimpi, kita harus berani untuk segera melangkah. Paling tidak, mimpi- mimpi itu harus segera kita bagi dengan rekan-rekan yang satu visi dan mampu kita percaya. Dengan kata lain, kita harus segera membangun mimpi bersama dengan lingkungan kita.
Apabila kita secara konsisten rajin membagi mimpi itu dengan orang- orang terdekat kita, yakinlah bahwa suatu saat mimpi itu akan terwujud. Bahkan melalui jalan yang sama sekali tidak terduga dan sepertinya tidak mungkin. Karena apabila Allah sudah berkehendak dan ridho dengan mimpi kita, maka tidak akan ada yang mampu menahan mimpi itu untuk membumi dan menjadi kenyataan.
Jadi, jangan takut untuk bermimpi. Namun jangan hanya berhenti pada tahapan bermimpi saja. Segeralah mengambil tindakan untuk mewujudkan mimpi itu. Paling tidak melangkahlah dengan tindakan yang sangat sederhana, yaitu berbagi mimpi![]
Saat itu saya membayangkan apa yang saya harapkan 5 tahun yang akan datang. Saya membayangkan dengan persis kejadiannya dimana, tahun dan bulannya, pakaian yang saya kenakan, suasana hati, posisi tubuh, tamu yang hadir dan seterusnya. Terasa ’nyata’ sekali apa yang saya bayangkan saat itu. Memang waktu masih panjang, dan saya juga belum tahu apakah itu akan terjadi atau tidak.
Ya, pelatih mengajak kita untuk bermimpi. Memimpikan apa keinginan kita yang akan datang. Ini hampir mirip dengan visualiasi. Dan mimpi ini akan lebih ’nyata’ jika kita bagi dengan orang lain.
Sebagaimana sebuah visi perusahaan yang harus ’dibagi’ kepada seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi yang bersangkutan, maka tahapan visi-visi kita akan lebih ’nyata’ jika kita bagi kepada seluruh tubuh kita. Otak membayangkan kejadiannya, mata seolah-olah melihat, tangan memperagakan apa yang terjadi saat itu dan seluruh tubuh merasakan bagaimana suasana di sekeliling kita sekaligus suasana hati kita saat itu.
Saya ingat cerita tentang Walt Disney. Suatu ketika datang seorang teman Disney kepada Walt Disney, beberapa lama setelah Disney meninggal. “Sayang sekali Pak Disney sudah tiada, sehingga ia tidak bisa melihat kejayaan yang dirintisnya,” demikian komentar teman tersebut yang disampaikan kepada isteri Walt Disney. “Tak perlu disayangkan atau disesali, semua kejayaan ini sudah lama ‘dilihat’ oleh Pak Disney sewaktu beliau masih hidup,” begitu jawaban bijak ibu Lily alias Nyonya Disney.
Walt Disney memang memiliki mimpi untuk membangun sebuah taman hiburan yang dapat ‘menghidupkan’ semua karakter dalam film kartun yang diproduksi perusahaannya untuk bertemu secara ‘nyata’ dan menghibur para penggemar. Mimpi inilah yang menjadi kekuatan di balik kejayaan Walt Disney dengan Walt Disney, Co. nya.
"Apa yang kalian lakukan dalam kehidupan, akan bergaung dalam keabadian."
Begitulah Maximus, dalam film Gladiator, memberikan motivasi kepada pasukannya untuk tetap tegar dan semangat menghadapi pertempuran berikutnya. Sederhana saja ucapan itu, namun bagi saya bermakna sangat dalam. Maximus ingin agar tidak ada seorangpun dari pasukannya yang meragukan tujuan dari pertempuran itu. Maximus ingin agar segenap pasukannya tetap percaya dengan keyakinan mereka. Terus firm dengan tanpa keraguan sedikitpun atas apa yang sedang mereka perjuangkan.
Sampai dengan saat ini saya masih percaya penuh bahwa kunci kesuksesan adalah keyakinan yang sangat kuat terhadap sebuah tujuan yang dibarengi oleh konsistensi atas ikhtiar yang kita usahakan untuk meraih tujuan. Alam semestapun akan melengkung dengan sendirinya mengikuti keyakinan kita itu. Bahkan Allah sendiri menjanjikan perubahan takdir apabila kita terus menerus berdoa dan berusaha ke arah perubahan tersebut.
Bagaimana dengan tujuan yang baru sebatas mewujud dalam mimpi di malam-malam kita yang sepi? Apakah kita berani meletakkan mimpi itu dalam pahatan keyakinan yang mengkristal dalam setiap doa kita kepada Allah?
Bermimpi adalah sebuah proses yang wajar bagi manusia. Mimpi sangat dibutuhkan apabila kita ingin terus berproses dalam tumbuh kembang yang berkelanjutan. Bahkan setiap proses kreatif dan inovasi selalu diawali dengan bermimpi. Sehingga dapat dikatakan bahwa melalui proses bermimpilah kita mulai benar-benar hidup sebagai seorang manusia. Kemudian apa yang bisa kita lakukan saat kita baru bisa mimpi dan belum memiliki kesempatan ataupun kemampuan untuk mewujudkannya?
Apapun yang kita miliki meskipun baru sebuah mimpi, kita harus berani untuk segera melangkah. Paling tidak, mimpi- mimpi itu harus segera kita bagi dengan rekan-rekan yang satu visi dan mampu kita percaya. Dengan kata lain, kita harus segera membangun mimpi bersama dengan lingkungan kita.
Apabila kita secara konsisten rajin membagi mimpi itu dengan orang- orang terdekat kita, yakinlah bahwa suatu saat mimpi itu akan terwujud. Bahkan melalui jalan yang sama sekali tidak terduga dan sepertinya tidak mungkin. Karena apabila Allah sudah berkehendak dan ridho dengan mimpi kita, maka tidak akan ada yang mampu menahan mimpi itu untuk membumi dan menjadi kenyataan.
Jadi, jangan takut untuk bermimpi. Namun jangan hanya berhenti pada tahapan bermimpi saja. Segeralah mengambil tindakan untuk mewujudkan mimpi itu. Paling tidak melangkahlah dengan tindakan yang sangat sederhana, yaitu berbagi mimpi![]