Setiap kali mendengar kata perubahan, reaksi yang muncul
pada kebanyakan karyawan adalah kaget, gelisah, jengkel, marah, menolak....dari
urusan perubahan jam penerbangan, janji meeting,
pengiriman barang, perubahan pada produk, sampai perubahan aturan atau
ketentuan perusahaan. Padahal dalam sebuah perusahaan, perubahan demi perubahan
pasti sering terjadi.
Sekalipun di awal perubahan selalu disebutkan bahwa,
semua itu dilakukan untuk kebaikan bersama, tidak sertamerta karyawan mau
menerima atau mendukung pelaksanaan kebijakan/aturan baru tersebut. Mereka
beranggapan bahwa perubahan itu merupakan ancaman, bagi keadaan mereka saat
ini, bagi masa depan atau penghasilan.
Dan yang lebih sering terjadi, sejujurnya penolakan
terhadap perubahan itu dimulai dari hanya segelintir orang dalam organisasi,
umunya mereka adalah karyawan lama, atau yang kurang produktif, yang selama ini
merasa nyaman dengan pekerjaan atau posisinya.
Saat manajemen mengumumkan perubahan, ungkapan yang muncul adalah
”jangan-jangan aku harus kerja lebih banyak lagi”, ”jangan-jangan nanti tidak
ada fasilitas ini lagi”, ”waduh, nggak
enak dong kalo nggak bisa begini”, ”nanti posisiku akan digeser oleh si ini”
dan ketakutan-ketakutan lain yang belum tentu terjadi.
Ketakutan-ketakutan seperti ini hanya terjadi pada
orang-orang yang tidak mau berubah. Mereka merasa nyaman dengan kondisi yang
ada sekarang.
Perubahan identik dengan perpindahan dari comfort zone menjadi danger zone, karena dengan berubah kita
belum bisa memastikan apakah keadaan yang baru selalu lebih baik dari keadaan
sebelumnya. Bahaya disini dalam arti belum ada kepastian mengenai kondisi setelah
kita melakukan perubahan. Namun perubahan harus dilakukan karena kalau tidak
berubah bisa jadi bisnis kita menjadi bangkrut, atau bahkan mati...
Dan jika perusahaan mengalami kebangkrutan, yang tekena
dampak duluan adalah para karyawan. Terutama karyawan yang kerjanya pas-pasan,
tidak antusias, tidak punya kreativitas, tidak punya semangat yang tinggi dan
tidak mau berubah sesuai tuntuan perusahaan.
Dan karyawan yang lebih antusias terhadap perubahan,
berpikir maju, kreatif, biasanya lebih maju dan lebih berkembang dalam
karirnya. Mereka lah yang akhinya merasakan manfaat dari perubahan itu.
Karena iitu, sebagai seorang karyawan yang luar biasa,
tunjukkan kepada perusahaan bahwa kita adalah orang yang tepat dan sanggup
melakukan perubahan dalam hal apapun demi kemajuan perusahaan. Bahkan kita
sanggup menjadi agent of change,
agen-agen perubahan.