Sebagai seorang Trainer dan Konsultan, saya sering mendapat pertanyaan bagaimana tips menjadi karyawan atau manager yang baik agar mendapat perhatian dari atasan. Salah satunya harus paham tentang keuangan perusahaan. Mengapa?
Tidak semua karyawan memahami situasi keuangan perusahaannya. Dan adalah sebuah keistimewaan ketika kita memahami bagaimana bisnis perusahaan berjalan, darimana uang perusahaan didapatkan, bagaimana digunakan, berapa keuantungan, berapa aset perusahaan, berapa modal yang dimiliki dan untuk siapa keuntungan perusahaan itu dibagikan.
Tidak semua karyawan memahami situasi keuangan perusahaannya. Dan adalah sebuah keistimewaan ketika kita memahami bagaimana bisnis perusahaan berjalan, darimana uang perusahaan didapatkan, bagaimana digunakan, berapa keuantungan, berapa aset perusahaan, berapa modal yang dimiliki dan untuk siapa keuntungan perusahaan itu dibagikan.
Hal yang paling penting diketahui adalah mulai dari ujung perusahaan, stakeholders, kemudian memahami darimana
datangnya uang, bagaimana situasi pasar, bagaimana uang digunakan untuk
operasional perusahaan, berapa keuntungan kotor dan berapa laba atau keuntungan
bersih yang didapatkan.
Secara sederhana, keuangan perusahaan dapat kita pahami sebagai berikut:
1.
Siapa saja stakeholder
perusahaan, apa yang mereka harapkan dari perusahaan ini?
Ø
shareholders, pemegang saham, berkepentingan mendapatkan deviden yang besar sehingga
uang yang diinvestasikan membawa untung.
Ø
Karyawan, selain gaji yang sudah diterima, mereka ingin tambahan bonus, insentif,
tunjangan prestasi dan kesejahteraan yang semakin meningkat
Ø
Community, atau pihak-pihak lain selain pemegang saham dan karyawan yang memiliki
kepentingan dengan perusahaan, disini ada pemerintah yang menginginkan pajak
(jika pemerintah sekaligus juga pemegang saham, juga ingin deviden), mitra
perusahaan, vendor, distributor, pengecer dan seterusnya.
Masing-masing stakehoders
memiliki kepentingan yang berbeda dan semuanya bermuara pada berhasil tidaknya
perusahaan mendapatkan keuntungan.
2.
Darimana uang perusahaan dihasilkan?
Disini kita bisa memahami, darimana perusahaan
mendapatkan pemasukan uang. Misalkan Anda bekerja di perusahaan telekomunikasi,
berarti perusahaan mendapatkan pemasukan dari biaya langganan, pemakaian
telepon, pemakaian data dan sumber penghasilan lainnya. Jika perusahaan di
bidang retail atau consumer good
berarti pendapaan perusahaan dihasilkan dari penjualan barang
sebanyak-banyaknya. Begitu seterusnya.
3.
Bagaimana situasi pasar dan kompetisi dalam industri/bisnis perusahaan?
Pahami bagaimana pasar di industri yang dijalani
perusahaan, siapa pesaing (kompetitor) Anda dan berapa marketshare produk Anda di pasar? Berapa laba perusahaan Anda
dibanding kompetitor?
4.
Berapa revenue (pendapatan yang
dihasilkan perusahan) dalam periode tertentu, dan untuk apa uang itu digunakan?
5.
Apa faktor yang mempengaruhi laba bersih (net income)?
6.
Berapa net income yang didapatkan, dan digunakan untuk apa saja?
7.
Bagaimana cashflow perusahaan dan
bagaimana investasi dilakukan?
Contoh:
Misalnya perusahaan A, bergerak di bidang penjualan perangkat komputer,
training dan sertifkasi.
-
Mendapatkan hasil penjualan produk dan jasanya senilai 100.
-
Biaya personil 6
-
HPP 60
-
Biaya pemasaran 5
-
Biaya operasional layanan (Cost of Service) 5
-
Biaya lain-lain 2
Kewajiban-kewajiban
-
Bunga hutang yang harus dibayarkan 3
-
Depresiasi dan Amortisasi 2
-
Biaya Pajak 1
Maka dapat dihitung Laba Kotor (EBITDA – Earning Before Interest, Taxes,
Depretiation & Amortization) perusahaan adalah:
Laba Kotor = Penghasilan – Biaya
Operasional
= 100 –
(6+60+5+5+2)
= 22
Laba Bersih = EBITDA – Kewajiban
= 22 –
(3+2+1)
= 16
Inilah keuntungan bersih perusahaan, yang akan dinikmati oleh para stakeholder, membayar deviden kepada
pemegang saham, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan
Jika sudah memahami situasi keuangan perusahaan, Anda akan lebih bisa
kreatif dalam bekerja. Dan dengan demikian akan mulai berpikir, bagaimana
dengan sumber daya yang ada, bisa menghasilkan output yang optimal?