Seorang pejabat tinggi sebuah perusahaan tiba-tiba marah dan meluapkan emosi kepada semua karyawan di sebuah cabang yang dikunjunginya. Gara-gara hal yang tidak terlalu berarti sebenarnya. Kepala cabang tidak menjemputnya, malah menyuruh seorang anak buah menjemputnya ke bandara dengan menggunakan mobil rental. Parahnya mobil itu tidak cukup nyaman. AC-nya sudah rusak sehingga tidak dingin lagi, padahal kota yang ia kunjungi itu adalah kota pelabuhan yang udaranya cukup panas. Emosinya memuncak ketika sampai di kantor cabang, beberapa karyawan tidak masuk, dan kondisi kantor yang tidak rapi.
Keadaan itu membuat sang bos merah padam. Ia kemudian mengungkit bnayak hal. Mulai dari performasi cabang yang sedang turun hingga hal-hal sepele seperti penggunaan ID card dan penyimpanan dokumen. Sepertinya kepala cabang mengumpulkan kesalahan yang berlapis.
Pada kesempatan yang lain, ternyata cabang ini membuat satu perkembangan yang bagus. Penjualan sedikit demi sedikit meningkat. Beberapa kegiatan perusahaan dijalankan dengan baik, bahkan mendapat apresiasi dari klien.
Namun ada satu hal yang ditunggu-tunggu karyawan dan kepala cabang di kota itu, tidak pernah ia dapatkan : ucapan selamat atau sekedar apresiasi dari sang pimpinan. Bahkan juga dari atasannya langsung, direktur pemasaran, tidak memberikan apresiasi apapun.
Banyak kita dapatkan dalam dunia kerja, dalam hal ada kesalahan, seorang atasan akan dengan mudah memarahi bawahannya. Ada banyak alasan untuk mengorek kesalahan. Bahkan tidak jarang kesalahan itu menjalar ke hal-hal lainnya. 1 kesalahan bisa menjadi 7 bahkan 10 kesalahan. Namun sebaliknya, jika seorang bawahan melakukan satu tindakan positif, keberhasilan ringan atau perkembangan baik, jarang sekali atasan yang mau memberikan apresiasi.
Mengapa atasan sulit mengucapkan terima kasih, padahal apresiasi terhadap bawahan ini banyak manfaatnya. Pertama, memelihara motivasi kerja bawahan. Apresiasi meyakinkan bawahan bahwa ada perilakunya yang baik dan dihargai oleh organisasi. Kedua, membangun relasi dan budaya saling mendukung yang dibutuhkan untuk membangun kinerja kolektif yang unggul. Ketiga, melahirkan rasa dihargai dan dimanusiakan. Karyawan akan merasa dirinya berarti.
Apresiasi efektif bila disampaikan sesegera mungkin setelah bawahan melakukan suatu tindakan. Selain memudahkan bawahan untuk mengkaitkan apresiasi dengan perilakunya, juga memudahkan atasan dalam mengingat perilaku bawahannya.
Sadarilah bahwa Anda bekerja dengan manusia, bukan dengan mesin. Berikanlah apresiasi kepada bawahan, sebagaimana manusia yang saling membutuhkan, instead of terlalu sering marah-marah pada bawahan.
Salam persahabatan.
@jumadisubur
Keadaan itu membuat sang bos merah padam. Ia kemudian mengungkit bnayak hal. Mulai dari performasi cabang yang sedang turun hingga hal-hal sepele seperti penggunaan ID card dan penyimpanan dokumen. Sepertinya kepala cabang mengumpulkan kesalahan yang berlapis.
Pada kesempatan yang lain, ternyata cabang ini membuat satu perkembangan yang bagus. Penjualan sedikit demi sedikit meningkat. Beberapa kegiatan perusahaan dijalankan dengan baik, bahkan mendapat apresiasi dari klien.
Namun ada satu hal yang ditunggu-tunggu karyawan dan kepala cabang di kota itu, tidak pernah ia dapatkan : ucapan selamat atau sekedar apresiasi dari sang pimpinan. Bahkan juga dari atasannya langsung, direktur pemasaran, tidak memberikan apresiasi apapun.
Banyak kita dapatkan dalam dunia kerja, dalam hal ada kesalahan, seorang atasan akan dengan mudah memarahi bawahannya. Ada banyak alasan untuk mengorek kesalahan. Bahkan tidak jarang kesalahan itu menjalar ke hal-hal lainnya. 1 kesalahan bisa menjadi 7 bahkan 10 kesalahan. Namun sebaliknya, jika seorang bawahan melakukan satu tindakan positif, keberhasilan ringan atau perkembangan baik, jarang sekali atasan yang mau memberikan apresiasi.
Mengapa atasan sulit mengucapkan terima kasih, padahal apresiasi terhadap bawahan ini banyak manfaatnya. Pertama, memelihara motivasi kerja bawahan. Apresiasi meyakinkan bawahan bahwa ada perilakunya yang baik dan dihargai oleh organisasi. Kedua, membangun relasi dan budaya saling mendukung yang dibutuhkan untuk membangun kinerja kolektif yang unggul. Ketiga, melahirkan rasa dihargai dan dimanusiakan. Karyawan akan merasa dirinya berarti.
Apresiasi efektif bila disampaikan sesegera mungkin setelah bawahan melakukan suatu tindakan. Selain memudahkan bawahan untuk mengkaitkan apresiasi dengan perilakunya, juga memudahkan atasan dalam mengingat perilaku bawahannya.
Sadarilah bahwa Anda bekerja dengan manusia, bukan dengan mesin. Berikanlah apresiasi kepada bawahan, sebagaimana manusia yang saling membutuhkan, instead of terlalu sering marah-marah pada bawahan.
Salam persahabatan.
@jumadisubur