Presentasi adalah salah satu cara menyampaikan gagasan kepada audiens dengan tujuan mendidik, mengenalkan produk, memberi motivasi, memberi penjelasan, membuat ajakan, dan lain sebagainya. Presentasi yang baik dan berhasil tidak hanya dapat membuat audiens betah mengikuti presentasi tersebut sampai akhir, tetapi yang lebih penting lagi bahwa tujuan presentasi tersebut tercapai.
Sebagian orang yang karena profesi atau kedudukannya sering melakukan presentasi seperti penjual, motivator, pembawa acara komersial, dan lain sebagainya. Jika anda tidak berpengalaman, tetapi harus melakukan presentasi, anda sebaiknya mempelajari cara presentasi yang baik dan efektif. Bagaimana cara melakukan presentasi yang efektif? Berikut beberapa tips yang dapat anda ikuti.
Hal pertama yang paling mendasar adalah intonasi suara yang pas. Berapa kali Anda terlelap tidur lantaran mendengarkan sebuah presentasi yang dibawakan dengan suara yang datar, monoton, dan tanpa gairah? Disana sini kita juga acap mendengarkan seorang presenter tampil dengan suara yang menggumam, tanpa intonasi yang jelas ataupun dengan ritme yang terputus-putus.
Disini seorang presenter harus menyampaikan pesan yang jelas. Untuk menjadi presenter yang solid, pertama-tama kita mesti bisa membawakan bahan yang dipresentasikan dengan suara yang jelas, artikulatif, dan dengan intonasi yang dinamis serta irama yang pas. Suara yang jelas dan artikulatif bukan saja enak didengar, namun itu dengan segera juga memproyeksikan sebuah rasa percaya diri yang kuat. Intonasi yang tepat akan mampu memberikan “nyawa” pada butiran materi yang kita sampaikan. Dan penyampaian dengan irama yang pas akan membuat materi presentasi kita bisa mengalir, menelusup dalam segenap jejak pendengaran audiens.
Tips kedua terkait dengan body language. Tidakkah kita akan terkapar dalam kejenuhan yang amat memilukan, tatkalah kita mendengar dan melihat seorang presenter berdiri kaku pada satu titik bak sebuah patung, serta dengan tatapan mata yang “sayu dan tidak inspiratif”.
Presenter yang hebat akan melibatkan gerakan tubuhnya secara optimal. Ia akan menatap semua titik audiensnya dengan tatapan yang proporsional dan memancarkan rasa percaya diri yang kokoh. Ia akan menggerakkan tangannya jika diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian tertentu presentasinya. Ia akan bergerak ke segenap sudut secara pas dan energik untuk memastikan semua partisipan merasa terlibat dalam proses presentasi yang disampaikan.
Pendeknya, bagi seorang presenter yang brilian, arena panggung adalah tempat dimana ia akan “menari dan berdansa” untuk memastikan bahwa aura keterlibatan aktif semua audiens-nya bisa terbangun dengan sempurna. Ia akan menjadi bintang di panggung presentasi, dimana seluruh perhatian partisipan akan tertuju hanya padanya.
Tips yang ketiga dan amat penting adalah ini : sistematis. Secara maksimal, selipkan beragam ilustrasi atau kisah atau anekdot untuk membangun antusiasme partisipan. Penyampaian yang runtut dan sistematis akan membuat segenap partisipan mudah mencerna apa yang kita sampaikan.
Untuk membuat peserta tidak hanya paham namun juga bergairah mendengarkan presentasi Anda, maka bentangkan semaksimal mungkin rangkaian ilustrasi yang kaya dan beragam narasi yang memikat. Riset membuktikan, sebuah konsep akan jauh lebih mudah menancap dalam memori pendengar jika ia dibasahi dengan beragam ilustrasi yang konkrit atau dongeng/kisah/narasi yang inspiratif (itulah kenapa anak-anak tetap akan ingat dongeng yang diceritakan tiap malam oleh ayahnya meski puluhan tahun telah lewat).
Sebuah dongeng/kisah yang ilustratif – apalagi jika diselingi dengan anekdot yang segar nan cerdas — juga akan jauh lebih mudah membangkitkan antusiasme pendengar dibanding celotehan konsep yang garing dan membosankan.
Jadi, ingat hal penting ini : setiap kali Anda akan presentasi, selalu sediakan ruang untuk menghamparkan kisah/narasi yang ilustratif, powerful dan inspiratif.
Tips terkahir yang diperlukan untuk memberikan presentasi yang memikat adalah : ketrampilan untuk membangun interaksi yang partisipatif dengan audiens. Berapa kali pikiran kita melayang entah kemana saat mendengarkan seorang presenter yang “terlalu asyik dengan dunianya sendiri”, terus nyerocos tanpa peduli dengan minat audiens, dan terus membangun sebuah monolog satu arah yang tidak merangsang sebuah interaksi yang dialogis?
Karena itulah, selalu berikan jeda untuk mendorong para peserta agar mau berbagi pemikiran ataupun gagasan. Bangunlah keluwesan untuk mampu membangun interaksi yang dialogis dengan segenap audiens. Tak jarang dalam proses dialog yang interaktif ini justru muncul aneka narasi yang inspiratif nan jenaka, dan mampu menciptakan kesegaran yang menyenangkan bagi segenap audiens. Sebuah sesi presentasi lalu dapat menjelma menjadi sebuah teater pembelajaran yang “hidup” dan penuh keriangan.
Demikianlah empat tips yang mesti kita lakukan agar mampu memberikan sesi presentasi yang akan terus dikenang. Sebuah sesi presentasi yang produktif, penuh gairah dan membawa secercah kerenyahan. Dan bukannya sesi presentasi yang layu, garing, yang dengan cepat akan dilupakan oleh audiens.
Ingin bisa tampil percaya diri, sistematis dan berkesan? Ikuti training Presentatation Mastery. Hubungi BetterLife Indonesia, 0857 4064 9295 (Ali Arifin, Follow Twitter @aliarifinsukses).
Sebagian orang yang karena profesi atau kedudukannya sering melakukan presentasi seperti penjual, motivator, pembawa acara komersial, dan lain sebagainya. Jika anda tidak berpengalaman, tetapi harus melakukan presentasi, anda sebaiknya mempelajari cara presentasi yang baik dan efektif. Bagaimana cara melakukan presentasi yang efektif? Berikut beberapa tips yang dapat anda ikuti.
Hal pertama yang paling mendasar adalah intonasi suara yang pas. Berapa kali Anda terlelap tidur lantaran mendengarkan sebuah presentasi yang dibawakan dengan suara yang datar, monoton, dan tanpa gairah? Disana sini kita juga acap mendengarkan seorang presenter tampil dengan suara yang menggumam, tanpa intonasi yang jelas ataupun dengan ritme yang terputus-putus.
Disini seorang presenter harus menyampaikan pesan yang jelas. Untuk menjadi presenter yang solid, pertama-tama kita mesti bisa membawakan bahan yang dipresentasikan dengan suara yang jelas, artikulatif, dan dengan intonasi yang dinamis serta irama yang pas. Suara yang jelas dan artikulatif bukan saja enak didengar, namun itu dengan segera juga memproyeksikan sebuah rasa percaya diri yang kuat. Intonasi yang tepat akan mampu memberikan “nyawa” pada butiran materi yang kita sampaikan. Dan penyampaian dengan irama yang pas akan membuat materi presentasi kita bisa mengalir, menelusup dalam segenap jejak pendengaran audiens.
Tips kedua terkait dengan body language. Tidakkah kita akan terkapar dalam kejenuhan yang amat memilukan, tatkalah kita mendengar dan melihat seorang presenter berdiri kaku pada satu titik bak sebuah patung, serta dengan tatapan mata yang “sayu dan tidak inspiratif”.
Presenter yang hebat akan melibatkan gerakan tubuhnya secara optimal. Ia akan menatap semua titik audiensnya dengan tatapan yang proporsional dan memancarkan rasa percaya diri yang kokoh. Ia akan menggerakkan tangannya jika diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian tertentu presentasinya. Ia akan bergerak ke segenap sudut secara pas dan energik untuk memastikan semua partisipan merasa terlibat dalam proses presentasi yang disampaikan.
Pendeknya, bagi seorang presenter yang brilian, arena panggung adalah tempat dimana ia akan “menari dan berdansa” untuk memastikan bahwa aura keterlibatan aktif semua audiens-nya bisa terbangun dengan sempurna. Ia akan menjadi bintang di panggung presentasi, dimana seluruh perhatian partisipan akan tertuju hanya padanya.
Tips yang ketiga dan amat penting adalah ini : sistematis. Secara maksimal, selipkan beragam ilustrasi atau kisah atau anekdot untuk membangun antusiasme partisipan. Penyampaian yang runtut dan sistematis akan membuat segenap partisipan mudah mencerna apa yang kita sampaikan.
Untuk membuat peserta tidak hanya paham namun juga bergairah mendengarkan presentasi Anda, maka bentangkan semaksimal mungkin rangkaian ilustrasi yang kaya dan beragam narasi yang memikat. Riset membuktikan, sebuah konsep akan jauh lebih mudah menancap dalam memori pendengar jika ia dibasahi dengan beragam ilustrasi yang konkrit atau dongeng/kisah/narasi yang inspiratif (itulah kenapa anak-anak tetap akan ingat dongeng yang diceritakan tiap malam oleh ayahnya meski puluhan tahun telah lewat).
Sebuah dongeng/kisah yang ilustratif – apalagi jika diselingi dengan anekdot yang segar nan cerdas — juga akan jauh lebih mudah membangkitkan antusiasme pendengar dibanding celotehan konsep yang garing dan membosankan.
Jadi, ingat hal penting ini : setiap kali Anda akan presentasi, selalu sediakan ruang untuk menghamparkan kisah/narasi yang ilustratif, powerful dan inspiratif.
Tips terkahir yang diperlukan untuk memberikan presentasi yang memikat adalah : ketrampilan untuk membangun interaksi yang partisipatif dengan audiens. Berapa kali pikiran kita melayang entah kemana saat mendengarkan seorang presenter yang “terlalu asyik dengan dunianya sendiri”, terus nyerocos tanpa peduli dengan minat audiens, dan terus membangun sebuah monolog satu arah yang tidak merangsang sebuah interaksi yang dialogis?
Karena itulah, selalu berikan jeda untuk mendorong para peserta agar mau berbagi pemikiran ataupun gagasan. Bangunlah keluwesan untuk mampu membangun interaksi yang dialogis dengan segenap audiens. Tak jarang dalam proses dialog yang interaktif ini justru muncul aneka narasi yang inspiratif nan jenaka, dan mampu menciptakan kesegaran yang menyenangkan bagi segenap audiens. Sebuah sesi presentasi lalu dapat menjelma menjadi sebuah teater pembelajaran yang “hidup” dan penuh keriangan.
Demikianlah empat tips yang mesti kita lakukan agar mampu memberikan sesi presentasi yang akan terus dikenang. Sebuah sesi presentasi yang produktif, penuh gairah dan membawa secercah kerenyahan. Dan bukannya sesi presentasi yang layu, garing, yang dengan cepat akan dilupakan oleh audiens.
Ingin bisa tampil percaya diri, sistematis dan berkesan? Ikuti training Presentatation Mastery. Hubungi BetterLife Indonesia, 0857 4064 9295 (Ali Arifin, Follow Twitter @aliarifinsukses).