Saat menemukan masalah dan terbebani kendala yang luar biasa, kadang kita berpikir mengapa harus terjadi pada diri kita. Ketika menemukan kekurangan dalam diri, kita beranggapan bahwa kita berbeda dengan orang lain. Kita tidak sepandai, secerdas, sepintar, sebaik nasibnya dengan orang lain.
Padahal telah banyak kita lihat dan ketahui bahwa orang-orang sukses dan yang telah besar dalam hidupnya juga menemukan kendala dan kekurangan dalam hidupnya. Kita juga lihat sendiri di sekeliling kita bahwa hampir semua orang memiliki masalah yang banyak. Bahkan lebih berat dari apa yang kita rasakan.
Ketika bertemu dengan masalah ataupun terkendala dalam sebuah kegagalan, maka ingatlah bahwa masalah, kegagalan, kesalahan ataupun keterbatasan pernah dialami oleh: pebisnis hebat, atlet berbakat, artis terkenal, para profesional, pemimpin besar, tokoh politik, tokoh dunia, Anda dan saya. Artinya apa? Ya, tepat.
Anda tidak sendiri.
Kegagalan, masalah, kendala, keterbatasan adalah hal yang manusiawi. Sama dengan berbagai perasaan yang juga kita miliki sebagai manusia. Rasa senang, bahagia, cinta, benci dan sukses.
Insan mulia,
Coba kita renungkan dan catat dalam hati kita.
Orang besar dan tokoh terkenal adalah manusia. Kita juga
Orang besar dan tokoh terkenal pernah gagal. Kita juga.
Orang besar dan tokoh terkenal bisa sukses. Kita juga
Kita punya keterbatasan. Mereka juga!
Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana kita memaknai keterbatasan dan kendala yang ada. Apakah kemudian menjadi handycap buat kita atau justru pemicu semangat. Apakah kekuarangan dan kegagalan kita maknai sebagai masalah, kendala, bencana dan malapetaka atau sebaliknya menjadi anugerah dari Tuhan agar kita bisa belajar dan mengambil makna daripadanya. Dua hal yang hampir dekat namun sangat berbeda arti dan efeknya. Seperti diberikannya kita rasa takut dan cemas, di satu sisi dianggap sebagai masalah di sisi lain justru adalah anugerah.
Ada dua pilihan sikap yang bisa kita lakukan dalam menghadapi kekurangan atau kegagalan yang pernah kita alami:
1. Menyerah, menghindar dan menghentikan usaha kita
2. Menghadapinya, mengambil resiko dan menjadikannya sebagai tantangan.
Jika pilihan Anda adalah menghindari dari kesulitan yang ada, maka kemungkinan konsekuensi yang Anda dapatkan adalah: kehilangan peluang dan kesempatan, gagal meraih cita-cita, kehilangan profesi dan karir dan berbagai peluang lainnya. Menghindar sama dengan menunda kesuksesan Anda.
Sebaliknya jika Anda memilih untuk menghadapi kesulitan dengan selalu mengontrol tingkat resiko yang mungkin terjadi maka Anda akan mendapatkan keuntungan karena tidak kehilangan peluang dan kesempatan, berhasil meraih cita-cita dan kemungkinan besar akan mendapatkan karir dan profesi yang Anda idamkan.
Terkadang, tragedi adalah cara alami menasehati kita tentang pelajaran-pelajaran yang tidak akan mungkin kita pahami dalam bahasa-bahasa normal. Dibutuhkan sesuatu yang ’di luar batas kenormalan’ agar kita bisa merenungkan dan mengambil hikmah dari kejadian tersebut.
Maka mulai dari sekarang siapkanlah diri Anda untuk menerima gagasan-gagasan baru yang diperlukan untuk mencapai impian. Sekalipun Anda harus menghadapi kegagalan, memiliki kekurangan dan tertimpa keuslitan. Kesuksesan menuntut kita mengubah pola pikir lama, sehingga kita menjadi terbuka dengan pola pikir baru. Dan semuanya tentu disertai dengan resiko-resiko tersendiri. Saya yakin Anda siap menghadapinya. Dan siap adalah langkah yang paling layak Anda lakukan. []
Padahal telah banyak kita lihat dan ketahui bahwa orang-orang sukses dan yang telah besar dalam hidupnya juga menemukan kendala dan kekurangan dalam hidupnya. Kita juga lihat sendiri di sekeliling kita bahwa hampir semua orang memiliki masalah yang banyak. Bahkan lebih berat dari apa yang kita rasakan.
Ketika bertemu dengan masalah ataupun terkendala dalam sebuah kegagalan, maka ingatlah bahwa masalah, kegagalan, kesalahan ataupun keterbatasan pernah dialami oleh: pebisnis hebat, atlet berbakat, artis terkenal, para profesional, pemimpin besar, tokoh politik, tokoh dunia, Anda dan saya. Artinya apa? Ya, tepat.
Anda tidak sendiri.
Kegagalan, masalah, kendala, keterbatasan adalah hal yang manusiawi. Sama dengan berbagai perasaan yang juga kita miliki sebagai manusia. Rasa senang, bahagia, cinta, benci dan sukses.
Insan mulia,
Coba kita renungkan dan catat dalam hati kita.
Orang besar dan tokoh terkenal adalah manusia. Kita juga
Orang besar dan tokoh terkenal pernah gagal. Kita juga.
Orang besar dan tokoh terkenal bisa sukses. Kita juga
Kita punya keterbatasan. Mereka juga!
Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana kita memaknai keterbatasan dan kendala yang ada. Apakah kemudian menjadi handycap buat kita atau justru pemicu semangat. Apakah kekuarangan dan kegagalan kita maknai sebagai masalah, kendala, bencana dan malapetaka atau sebaliknya menjadi anugerah dari Tuhan agar kita bisa belajar dan mengambil makna daripadanya. Dua hal yang hampir dekat namun sangat berbeda arti dan efeknya. Seperti diberikannya kita rasa takut dan cemas, di satu sisi dianggap sebagai masalah di sisi lain justru adalah anugerah.
Ada dua pilihan sikap yang bisa kita lakukan dalam menghadapi kekurangan atau kegagalan yang pernah kita alami:
1. Menyerah, menghindar dan menghentikan usaha kita
2. Menghadapinya, mengambil resiko dan menjadikannya sebagai tantangan.
Jika pilihan Anda adalah menghindari dari kesulitan yang ada, maka kemungkinan konsekuensi yang Anda dapatkan adalah: kehilangan peluang dan kesempatan, gagal meraih cita-cita, kehilangan profesi dan karir dan berbagai peluang lainnya. Menghindar sama dengan menunda kesuksesan Anda.
Sebaliknya jika Anda memilih untuk menghadapi kesulitan dengan selalu mengontrol tingkat resiko yang mungkin terjadi maka Anda akan mendapatkan keuntungan karena tidak kehilangan peluang dan kesempatan, berhasil meraih cita-cita dan kemungkinan besar akan mendapatkan karir dan profesi yang Anda idamkan.
Terkadang, tragedi adalah cara alami menasehati kita tentang pelajaran-pelajaran yang tidak akan mungkin kita pahami dalam bahasa-bahasa normal. Dibutuhkan sesuatu yang ’di luar batas kenormalan’ agar kita bisa merenungkan dan mengambil hikmah dari kejadian tersebut.
Maka mulai dari sekarang siapkanlah diri Anda untuk menerima gagasan-gagasan baru yang diperlukan untuk mencapai impian. Sekalipun Anda harus menghadapi kegagalan, memiliki kekurangan dan tertimpa keuslitan. Kesuksesan menuntut kita mengubah pola pikir lama, sehingga kita menjadi terbuka dengan pola pikir baru. Dan semuanya tentu disertai dengan resiko-resiko tersendiri. Saya yakin Anda siap menghadapinya. Dan siap adalah langkah yang paling layak Anda lakukan. []