Dalam sebuah ayat di Al Quran kita bisa temukan bagaimana Allah memotivasi kita agar selalu bersikap optimis,
”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Surat Ali Imron: 139)
Optimislah mengarungi hidup ini. Jangan kotori jiwa dan jangan lukai hatimu saat duka menghampiri hidupmu, berpikir positiflah, sebagaimana Allah menyuruh kita selalu berprasangka baik kepada-Nya,”Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku terhadap diri-Ku. Oleh karena itu bersangkalah dia terhadap-Ku menurut apa yang disukainya.”
Oleh karena itulah, meskipun ada musibah yang menimpa, tetap optimislah dan selalu bersihkan hati agar dapat berprasangka baik kepada-Nya. Optimis dan semangat membara. Hapai setiap problem hidup dengan nuansa keindahan dan senyum. Karena itu, yakinlah bahwa dibalik kesulitan pasti ada hikmah dan selalu disusul dengan kemudahan.
Kita juga selalu yakin bahwa untuk mencapai kebahagiaan perlu proses, perjuangan, kesungguhan, kontinuitas, pengorbanan dan segala yang menyaratkan tercapainya sebuah cita-cita yang mulia. Bahwa perjalanan kehidupan bisa jadi sudah dekat dengan ujung episode hidup yang itu akan menumbuhkan tekad, atau boleh jadi hidup ini masih panjang sehingga semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas amal.
Sobat, masa depan sangatlah fantastis. Berbagai kemajuan di bidang teknologi akan berjalan dengan sangat cepat terutama didukung oleh ledakan kemajuan teknologi internet. Lalu era perdagangan bebas beberapa saat lagi akan datang padahal bangsa Indonesia masih dililit oleh berbagai krisis di berbagai bidang. Sejauhmana persiapan bagi bangsa indonesia untuk menghadapinya?
Ingin selalu sehat dan panjang umur? Gampang saja! Mulai sekarang cobalah untuk bersikap optimis serta lakukan kegiatan harian secara teratur.
Menurut Fuer Sie, sebuah majalah wanita, umur panjang pada populasi dunia dipengaruhi oleh faktor genetika yang hanya turut berperan sebanyak 25%. Sedangkan sisanya terletak pada bagaimana seseorang menjalani kehidupan mereka. Faktor lain yang berpengaruh memperpanjang usia adalah jam kerja serta waktu tidur yang teratur.
Terungkap juga bahwa orang yang hidup menurut cara kehidupan biara memiliki usia harapan hidup lebih tinggi ketimbang usia rata-rata.
"Para rohaniawan jarang stres, mereka tidak pernah melawan waktu, punya waktu istirahat cukup dan melakukan rutinitas harian secara teratur," demikian tulis Fuer Sie.
"Mereka juga memiliki sikap optimis yang tinggi. Orang yang bersikap optimis akan mendapatkan lebih banyak sisi positif kehidupan dan hal itu bisa membantunya berumur lebih panjang."
Orang yang selalu berpandangan positif lebih mampu dalam mengatasi berbagai masalah dibandingkan dengan orang selalu memiliki pandangan negatif. Itu sebabnya orang yang selalu punya pikiran negatif rentan terhadap berbagai penyakit.
Ketika Anda menghadapi masalah besar atau krisis, Anda dapat memilih untuk tetap bersikap optimis. Milikilah keyakinan bahwa badai pasti berlalu, keadaan akan menjadi lebih baik, persoalan akan terselesaikan. Anda bisa melihat kesukaran bukan sebagai batu sandungan yang menjatuhkan, tapi sebagai batu loncatan yang bisa membuat Anda naik atau sebagai ujian yang bisa membuat Anda lebih bijak. Optimisme bagaikan nyala api yang menemani Anda berjalan di kegelapan malam.[]
”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Surat Ali Imron: 139)
Optimislah mengarungi hidup ini. Jangan kotori jiwa dan jangan lukai hatimu saat duka menghampiri hidupmu, berpikir positiflah, sebagaimana Allah menyuruh kita selalu berprasangka baik kepada-Nya,”Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku terhadap diri-Ku. Oleh karena itu bersangkalah dia terhadap-Ku menurut apa yang disukainya.”
Oleh karena itulah, meskipun ada musibah yang menimpa, tetap optimislah dan selalu bersihkan hati agar dapat berprasangka baik kepada-Nya. Optimis dan semangat membara. Hapai setiap problem hidup dengan nuansa keindahan dan senyum. Karena itu, yakinlah bahwa dibalik kesulitan pasti ada hikmah dan selalu disusul dengan kemudahan.
Kita juga selalu yakin bahwa untuk mencapai kebahagiaan perlu proses, perjuangan, kesungguhan, kontinuitas, pengorbanan dan segala yang menyaratkan tercapainya sebuah cita-cita yang mulia. Bahwa perjalanan kehidupan bisa jadi sudah dekat dengan ujung episode hidup yang itu akan menumbuhkan tekad, atau boleh jadi hidup ini masih panjang sehingga semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas amal.
Sobat, masa depan sangatlah fantastis. Berbagai kemajuan di bidang teknologi akan berjalan dengan sangat cepat terutama didukung oleh ledakan kemajuan teknologi internet. Lalu era perdagangan bebas beberapa saat lagi akan datang padahal bangsa Indonesia masih dililit oleh berbagai krisis di berbagai bidang. Sejauhmana persiapan bagi bangsa indonesia untuk menghadapinya?
Ingin selalu sehat dan panjang umur? Gampang saja! Mulai sekarang cobalah untuk bersikap optimis serta lakukan kegiatan harian secara teratur.
Menurut Fuer Sie, sebuah majalah wanita, umur panjang pada populasi dunia dipengaruhi oleh faktor genetika yang hanya turut berperan sebanyak 25%. Sedangkan sisanya terletak pada bagaimana seseorang menjalani kehidupan mereka. Faktor lain yang berpengaruh memperpanjang usia adalah jam kerja serta waktu tidur yang teratur.
Terungkap juga bahwa orang yang hidup menurut cara kehidupan biara memiliki usia harapan hidup lebih tinggi ketimbang usia rata-rata.
"Para rohaniawan jarang stres, mereka tidak pernah melawan waktu, punya waktu istirahat cukup dan melakukan rutinitas harian secara teratur," demikian tulis Fuer Sie.
"Mereka juga memiliki sikap optimis yang tinggi. Orang yang bersikap optimis akan mendapatkan lebih banyak sisi positif kehidupan dan hal itu bisa membantunya berumur lebih panjang."
Orang yang selalu berpandangan positif lebih mampu dalam mengatasi berbagai masalah dibandingkan dengan orang selalu memiliki pandangan negatif. Itu sebabnya orang yang selalu punya pikiran negatif rentan terhadap berbagai penyakit.
Ketika Anda menghadapi masalah besar atau krisis, Anda dapat memilih untuk tetap bersikap optimis. Milikilah keyakinan bahwa badai pasti berlalu, keadaan akan menjadi lebih baik, persoalan akan terselesaikan. Anda bisa melihat kesukaran bukan sebagai batu sandungan yang menjatuhkan, tapi sebagai batu loncatan yang bisa membuat Anda naik atau sebagai ujian yang bisa membuat Anda lebih bijak. Optimisme bagaikan nyala api yang menemani Anda berjalan di kegelapan malam.[]