Khitan, adalah salah satu ritual yang lazim dijalankan anak lelaki menjelang remaja. Sebagian anak cowok merasa bangga setelah di khitan, bahkan menumbuhkan rasa percaya diri.
Di kampung kami, acara khitanan menjadi suatu sarana interaksi sosial dengan masyarakat. Hajatan seperti ini akan menjadi sarana silaturahim dan saling membantu. Gotong royong. Nilai-nilai luhur itu masih kental terasa di daerah pinggir kota seperti tempat tinggal kami.
Dua hari sebelum pelaksanaan, tetangga sekitar dan saudara sudah berdatangan membawa bahan makanan untuk membantu tuan rumah. Mereka langsung membantu memasak dan menyiapkan apapun yang dibutuhkan si empunya hajat. Puluhan orang ibu-ibu telah terkumpul dengan berbagai aktivitas masing-masing seperti sebuah tim kerja yang solid. Diskripsi kerja seperti telah terbagi dengan baik.
Demikian juga kaum bapak. Mereka langsung mengambil tugas masing-masing. Ada yang menyiapkan dapur, menyiapkan lampu, kursi dan sebagainya. Kesempatan itu juga digunakan untuk saling sapa, bercerita, dan juga pembicaraan politik.
Jadi bukan hanya acara khitannya yang penting, namun juga kebersamaan sosial yang terciptakan. Apapun hajatnya, di desa, bisa menjadi sebuah momentum berharga. Bukan hanya tuan rumah yang punya hajat, namun seakan menjadi hajatan bersama.
Begitulah suasana gotong royong di desa. Rasa kebersamaan itu masih kental. Saling bantu dan saling meringankan beban. Kita ingat Firman Allah, 'dan bertolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan jangan bertolong-menolong dalam kejahatan'.
Salam persahatan!