Seekor ular memasuki gudang tempat kerja si tukang kayu di sore hari. Kebetulan si tukang kayu membiarkan sebagian peralatan kerjanya masih berserakan dan belum sempat merapikannya . Ketika ular itu berjalan kesana kemari di dalam gudang, secara kebetulan ia merayap di atas gergaji. Tajamnya mata gergaji menyebabkan perut ular terluka.
Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali. Serangan yang menyebabkan luka parah di bagian mulutnya. Semakin marah, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya. Iapun lalu membelit kuat gergaji itu. Belitan yang menyebabkan tubuhnya terluka amat parah dan akhirnya ia pun binasa ...
Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya karena: Marah!
Jika kita menjadi orang yang pemarah, maka kita akan kehilangan energi dengan sia-sia. Sebaliknya jika kita bisa menahan marah, maka kita akan selamat dari kehancuran.
Menurut Sayidina Ali, ada empat hal yang paling berat untuk dilakukan:
Memang, hati boleh panas, telinga boleh merah, kepada boleh keras, tapi pikiran harus tetap cool and fresh. Gigi-gigi boleh gemeretak, tapi jaga diri agar tidak meledak-ledak. Pastikan agar akal pikiran tetap jernih dan ekspresikan kemarahan dalam bentuk yang menyehatkan.Kendalikan diri dan jangan terbawa emosi.
”Laa taghdob, walakal jannah, ” begitu hadits Nabi Muhammad. Artinya ”jangan marah bagimu syurga”.
Sobat mulia, diantara tanda keberanian seseorang adalah mereka yang dapat menahan amarahnya. Sebab orang menuruti amarah akan terhina, tercela dan jatuh wibawanya serta hancur kredibilitasnya. Kalaupun harus marah itupun karena hal yang sangat prinsip, misalnya karena pelecehan terhadap Tuhan, bukan karena pribadinya yang disinggung.
Ali bin Abi Thalib pernah menarik pedangnya dan mengurungkan diri untuk membunuh musuhnya saat perang, hanya karena musuhnya itu meludahinya. Ia takut, niatnya membunuh berubah, bukan lagi karena membela agamanya dan membela Allah, tapi telah berubah karena ia marah kepada musuhnya tersebut.
Jadi kalau anda menghadapi gangguan, baik itu batu kecil atau batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan dua tiga detik dengan menarik napas panjang, kalau perlu pergilah ke kamar kecil, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin, agar murka anda mereda dan anda terlepas dari ancaman wajan panas yang bisa menghancurkan masa depan Anda. []
Salam persahabatan!
@jumadisubur
Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali. Serangan yang menyebabkan luka parah di bagian mulutnya. Semakin marah, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya. Iapun lalu membelit kuat gergaji itu. Belitan yang menyebabkan tubuhnya terluka amat parah dan akhirnya ia pun binasa ...
Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya karena: Marah!
Jika kita menjadi orang yang pemarah, maka kita akan kehilangan energi dengan sia-sia. Sebaliknya jika kita bisa menahan marah, maka kita akan selamat dari kehancuran.
Menurut Sayidina Ali, ada empat hal yang paling berat untuk dilakukan:
- Memaafkan ketika marah
- Berderma ketika pailit
- Menjaga diri dari dosa ketika dalam kesendirian
- Menyampaikan kebenaran kepada orang yang ditakuti atau diharapkan.
Memang, hati boleh panas, telinga boleh merah, kepada boleh keras, tapi pikiran harus tetap cool and fresh. Gigi-gigi boleh gemeretak, tapi jaga diri agar tidak meledak-ledak. Pastikan agar akal pikiran tetap jernih dan ekspresikan kemarahan dalam bentuk yang menyehatkan.Kendalikan diri dan jangan terbawa emosi.
”Laa taghdob, walakal jannah, ” begitu hadits Nabi Muhammad. Artinya ”jangan marah bagimu syurga”.
Sobat mulia, diantara tanda keberanian seseorang adalah mereka yang dapat menahan amarahnya. Sebab orang menuruti amarah akan terhina, tercela dan jatuh wibawanya serta hancur kredibilitasnya. Kalaupun harus marah itupun karena hal yang sangat prinsip, misalnya karena pelecehan terhadap Tuhan, bukan karena pribadinya yang disinggung.
Ali bin Abi Thalib pernah menarik pedangnya dan mengurungkan diri untuk membunuh musuhnya saat perang, hanya karena musuhnya itu meludahinya. Ia takut, niatnya membunuh berubah, bukan lagi karena membela agamanya dan membela Allah, tapi telah berubah karena ia marah kepada musuhnya tersebut.
Jadi kalau anda menghadapi gangguan, baik itu batu kecil atau batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan dua tiga detik dengan menarik napas panjang, kalau perlu pergilah ke kamar kecil, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin, agar murka anda mereda dan anda terlepas dari ancaman wajan panas yang bisa menghancurkan masa depan Anda. []
Salam persahabatan!
@jumadisubur