"Dalam kekalutan, masih ada tangan, yang tega berbuat nista.."
(Ebiet G Ade)
Dalam situasi darurat bencana seperti yang sekarang menimpa saudara-saudara kita di Kudus, Jawa Tengah ternyata membawa dampak yang cukup luas. Bukan hanya korban banjir yang rumahnya tergenang, namun juga meluas ke hampir seluruh masyarakat Kudus.
Salah satu dampak yang paling terlihat adalah terputusnya jalan akses ke kota luar. Hal ini mengakibatkan distribusi barang-barang kebutuhan pokok mendapat hambatan.
Pasokan bensin terhambat mengakibatkan antrian panjang di pom bensin dan kekosongan bensin di warung eceran. Demikian juga pasokan gas, sayuran, cabe atau kebutuhan pokok lainnya. Stok yang sedikit mengakibatkan harganya melambung.
Dalam situasi yang sulit seperti itu ternyata masih ada tangan-tangan yang tega berbuat nista. Hati yang tertutup, nurani yang membatu.
Banyak warga yang memberikan empati dan bantuan seketika. Bahu-membahu dan bergotong royong membantu korban. Melakukan evakuasi dan berbagai bantuan lainnya. Posko bantuan dibuka dimana-mana dan berlomba memberikan pertolongan.
Namun ada sebagian kecil orang-orang yang berjiwa kerdil tega menangguk keuntungan materi dengan melambungkan harga. Menimbun barang kebutuhan dan menjual dengan harga mahal.
Ada lagi yang melakukan praktik nista, memberi pinjaman dengan bunga renten. Atau membeli barang dengan harga yang tidak wajar. Bahkan sebagian lagi ada yang menjaraha barang bantuan atau mencuri barang-barang yang ditinggalkan mengungsi.
Semoga nurani kita terbuka, untuk tersadar bahwa dalam situasi seperti ini yang terbaik adalah memberikan bantuan, pertolongan dan doa. Semoga kondisi segera membaik dan para korban terbantu.
Sudahkah kita memberikan bantuan?
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
(Ebiet G Ade)
Dalam situasi darurat bencana seperti yang sekarang menimpa saudara-saudara kita di Kudus, Jawa Tengah ternyata membawa dampak yang cukup luas. Bukan hanya korban banjir yang rumahnya tergenang, namun juga meluas ke hampir seluruh masyarakat Kudus.
Salah satu dampak yang paling terlihat adalah terputusnya jalan akses ke kota luar. Hal ini mengakibatkan distribusi barang-barang kebutuhan pokok mendapat hambatan.
Pasokan bensin terhambat mengakibatkan antrian panjang di pom bensin dan kekosongan bensin di warung eceran. Demikian juga pasokan gas, sayuran, cabe atau kebutuhan pokok lainnya. Stok yang sedikit mengakibatkan harganya melambung.
Dalam situasi yang sulit seperti itu ternyata masih ada tangan-tangan yang tega berbuat nista. Hati yang tertutup, nurani yang membatu.
Banyak warga yang memberikan empati dan bantuan seketika. Bahu-membahu dan bergotong royong membantu korban. Melakukan evakuasi dan berbagai bantuan lainnya. Posko bantuan dibuka dimana-mana dan berlomba memberikan pertolongan.
Namun ada sebagian kecil orang-orang yang berjiwa kerdil tega menangguk keuntungan materi dengan melambungkan harga. Menimbun barang kebutuhan dan menjual dengan harga mahal.
Ada lagi yang melakukan praktik nista, memberi pinjaman dengan bunga renten. Atau membeli barang dengan harga yang tidak wajar. Bahkan sebagian lagi ada yang menjaraha barang bantuan atau mencuri barang-barang yang ditinggalkan mengungsi.
Semoga nurani kita terbuka, untuk tersadar bahwa dalam situasi seperti ini yang terbaik adalah memberikan bantuan, pertolongan dan doa. Semoga kondisi segera membaik dan para korban terbantu.
Sudahkah kita memberikan bantuan?
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT