Tahun baru biasanya ditandai dengan pesta kembang api. Hampir di setiap kota bahkan pemerintah setempat mendukung penuh atau malah mensponsori acara seperti itu. Masing-masing berlomba membuat acara yang mewah meriah. Ibukota jadi semakin megah di tahun baru. Kota-kota lainnya tidak ketinggalan...
Ada yang mengisi acara tahun baru dengan cara lain, tidak berpesta di tanah lapang atau di hotel-hotel mewah, namun mereka membuat acara di tempat-tempat ibadah. Iya, mereka memilih membuat perenungan di pergantian tahun. Mengevaluasi apa yang telah dilakukan setahun lalu dan membuat rencana sekaligus memohon doa untuk kebaikan tahun yang datang.
Apapun itu, saya menemukan satu hal yang sama, optimisme. Itulah yang ditunjukkan oleh setiap orang di tahun baru. Rasa optimis untuk menghadapi mass depan. Optimisme inilah yang juga dimiliki oleh orang-orang besar di dunia.
W. Mitchell, salah seorang sukses di bidang investasi, aktivis lingkungan dan pembicara yang handal, pada tahun 1971 pernah mengalami kecelakaan kebakaran yang hampir menewasannya. Bahkan kehilangan jari-jarinya akibat kecelakaan yang mengerikan. Empat tahun kemudian sebuah tragedi kecelakaan pesawat juga membuatnya lumpuh dari pinggang ke bawah. Namun ia selalu berpesan, lihatlah semua kejadian dengan pikiran terbuka dan jangan kehilangan harapan.
Buktinya Mitchell berhasil melalui masa-masa sulit itu dan menjadikannya untuk lompatan besar dalam hidupnya. Optmisme telah membuatnya berhasil mengatasi hambatan dalam hidup dan meraih sukses dalam banyak hal di hidupnya.
Optimisme adalah cara pandang positif tentang hidup, bukan hanya sekedar tersenyum saat menghadapi masalah, namun lebih dari itu memiliki keyakinan dalam diri bahwa banyak sekali kesempatan yang akan datang walaupun ada banyak hambatan.
Optimisme adalah tentang cinta, harapan, integritas walau kita tidak selalu menang dalam menghadapi masalah kehidupan. Namun dalam kekalahan pun mereka mampu mengambil hikmah.
Orang optimis menunjukkan tiga hal: berpikir positif, tidak kehilangan selera humor dan selalu membangun harapan jangka panjang.
Tentang tiga ciri optimisme ini akan saya bahas dalam tulisan lain, insya Allah.
Mari sambut tahun baru dengan optimisme!
Salam persahabatan.
saya @jumadisubur.
Ada yang mengisi acara tahun baru dengan cara lain, tidak berpesta di tanah lapang atau di hotel-hotel mewah, namun mereka membuat acara di tempat-tempat ibadah. Iya, mereka memilih membuat perenungan di pergantian tahun. Mengevaluasi apa yang telah dilakukan setahun lalu dan membuat rencana sekaligus memohon doa untuk kebaikan tahun yang datang.
W. Mitchell, salah seorang sukses di bidang investasi, aktivis lingkungan dan pembicara yang handal, pada tahun 1971 pernah mengalami kecelakaan kebakaran yang hampir menewasannya. Bahkan kehilangan jari-jarinya akibat kecelakaan yang mengerikan. Empat tahun kemudian sebuah tragedi kecelakaan pesawat juga membuatnya lumpuh dari pinggang ke bawah. Namun ia selalu berpesan, lihatlah semua kejadian dengan pikiran terbuka dan jangan kehilangan harapan.
Buktinya Mitchell berhasil melalui masa-masa sulit itu dan menjadikannya untuk lompatan besar dalam hidupnya. Optmisme telah membuatnya berhasil mengatasi hambatan dalam hidup dan meraih sukses dalam banyak hal di hidupnya.
Optimisme adalah cara pandang positif tentang hidup, bukan hanya sekedar tersenyum saat menghadapi masalah, namun lebih dari itu memiliki keyakinan dalam diri bahwa banyak sekali kesempatan yang akan datang walaupun ada banyak hambatan.
Optimisme adalah tentang cinta, harapan, integritas walau kita tidak selalu menang dalam menghadapi masalah kehidupan. Namun dalam kekalahan pun mereka mampu mengambil hikmah.
Orang optimis menunjukkan tiga hal: berpikir positif, tidak kehilangan selera humor dan selalu membangun harapan jangka panjang.
Tentang tiga ciri optimisme ini akan saya bahas dalam tulisan lain, insya Allah.
Mari sambut tahun baru dengan optimisme!
Salam persahabatan.
saya @jumadisubur.