Menikah. Kata itu masih terngiang-ngiang ditelinga Panji. Beberapa hari lalu teman 'senasib'-nya yang selama ini digelari bujang lapok telah mengakhiri lajangnya. Zaeni, temannya yang putra asli Sumatera itu menyunting Asih, karyawati di perusahaan yang sama dengan mereka. Setahun sebelumnya, Rudi, yang juga kawan dekat mereka telah lebih dahulu menikah dengan teman sekampungnya. Bahkan Rudi sekarang telah memiliki seorang putri yang lucu.
Pikiran Panji masih menerawang membayangkan rekan kerjanya yang telah memiliki keluarga, bahkan teman seangkatannya ada yang sudah punya dua dan tiga orang anak. Dia membayangkan Bayu, yang sekarang menjadi asisten manajer dalam usia yang masih tergolong muda, juga telah memiliki 3 orang anak. Bahkan ia kelihatan semakin semangat dalam bekerja. Keluarga bahagia.
Salah satu keindahan yang didambakan oleh hampir seluruh manusia, kecuali yang ingin hidup sendiri. Istri dan anak-anak adalah sumber keindahan itu. Qurata 'ayun. Penyejuk mata. Mereka juga sumber motivasi yang tiada ternilai harganya. Seorang ayah rela bekerja siang dan malam demi istri, anak dan keluarganya. Seorang ibu rela menyabung nyawa untuk melahirkan putranya. Suami sanggup melakukan pekerjaan berat demi membawa pulang lembaran rupiah untuk membeli sebungkus nasi untuk istrinya di rumah. Inilah kekuatan lain dari cinta.
Energi cinta seakan tak pernah habis. Orang-orang besar dalam sejarah selalu disertai pendamping setia yang memancarkan cinta. Muhammad berjuang menegakkan kebenaran bersama cinta Khadijah. Para Nabi dan tokoh perjuangan tidak pernah terlepas dari motivasi cinta. Sukarno membela negara bersama cinta Fatmawati. Hamka, M. Natsir, Hatta, Syafrudin Prawiranegara adalah tokoh perjuangan yang senantiasa didukung penuh oleh cinta keluarganya.
Dalam makna positif dorongan cinta keluarga akan menumbuhkan kekuatan dahsyat untuk melakukan pekerjaan, menumbuhkan kreatifitas dan memotivasi seorang untuk bekerja keras. Namun jika dorongan negatif yang dimunculkan, seorang bisa terjatuh dalam jurang kenistaan. Banyak seorang suami sukses karena dorongan istri dan keluarganya, meskipun tidak sedikit yang terseret korupsi karena hal yang sama.
Kuncinya adalah ketajaman dan kepekaan ruhani. Energi cinta akan menjadi kekuatan daya juang jika dilandasi ketulusan, rela dan keikhalasan. Cinta kepada keluarga jika diletakkan pada posisi tepat maka ia akan menyempurnakan kecintaan yang lebih hakiki, cinta pada Sang Pemberi Rejeki.
Dalam keheningan hari, Panji masih terpaku pada renungannya, kapan ia mengakhiri kesendiriannya... Dahsyatnya Cinta! ()
Pikiran Panji masih menerawang membayangkan rekan kerjanya yang telah memiliki keluarga, bahkan teman seangkatannya ada yang sudah punya dua dan tiga orang anak. Dia membayangkan Bayu, yang sekarang menjadi asisten manajer dalam usia yang masih tergolong muda, juga telah memiliki 3 orang anak. Bahkan ia kelihatan semakin semangat dalam bekerja. Keluarga bahagia.
Salah satu keindahan yang didambakan oleh hampir seluruh manusia, kecuali yang ingin hidup sendiri. Istri dan anak-anak adalah sumber keindahan itu. Qurata 'ayun. Penyejuk mata. Mereka juga sumber motivasi yang tiada ternilai harganya. Seorang ayah rela bekerja siang dan malam demi istri, anak dan keluarganya. Seorang ibu rela menyabung nyawa untuk melahirkan putranya. Suami sanggup melakukan pekerjaan berat demi membawa pulang lembaran rupiah untuk membeli sebungkus nasi untuk istrinya di rumah. Inilah kekuatan lain dari cinta.
Energi cinta seakan tak pernah habis. Orang-orang besar dalam sejarah selalu disertai pendamping setia yang memancarkan cinta. Muhammad berjuang menegakkan kebenaran bersama cinta Khadijah. Para Nabi dan tokoh perjuangan tidak pernah terlepas dari motivasi cinta. Sukarno membela negara bersama cinta Fatmawati. Hamka, M. Natsir, Hatta, Syafrudin Prawiranegara adalah tokoh perjuangan yang senantiasa didukung penuh oleh cinta keluarganya.
Dalam makna positif dorongan cinta keluarga akan menumbuhkan kekuatan dahsyat untuk melakukan pekerjaan, menumbuhkan kreatifitas dan memotivasi seorang untuk bekerja keras. Namun jika dorongan negatif yang dimunculkan, seorang bisa terjatuh dalam jurang kenistaan. Banyak seorang suami sukses karena dorongan istri dan keluarganya, meskipun tidak sedikit yang terseret korupsi karena hal yang sama.
Kuncinya adalah ketajaman dan kepekaan ruhani. Energi cinta akan menjadi kekuatan daya juang jika dilandasi ketulusan, rela dan keikhalasan. Cinta kepada keluarga jika diletakkan pada posisi tepat maka ia akan menyempurnakan kecintaan yang lebih hakiki, cinta pada Sang Pemberi Rejeki.
Dalam keheningan hari, Panji masih terpaku pada renungannya, kapan ia mengakhiri kesendiriannya... Dahsyatnya Cinta! ()