Di kampung saya, salah satu kebiasaan orang laki-laki adalah merokok. Sangat sulit, bahkan hampir mustahil menemukan orang laki-laki dewasa yang tidak merokok. Ya, jumlahnya bisa dihitung. Apalagi jika habis makan, kata mereka itu saat yang paling nikmat bagi para "ahli hisab" (penghisap tembakau yang dibakar)..
Menurut mereka bahagia itu bisa makan, lalu menghisab rokok..semua masalah lewat...
Benarkah? Bahagia semu, menurut saya sih..:)
Saya bertemu dengan orang-orang yang mendefinisikan bahagia dengan cara yang sungguh bijaksana. Menurut mereka, bahagia adalah ketika bisa membantu orang lain, peduli sesama.
Retno, adalah seorang relawan sebuah lembaga sosial. Ia menghabiskan hampir seluruh waktu produktifnya dari pagi hingga malam untuk menjadi relawan. Maka setiap ada aksi sosial, bakti masyakarat, atau aksi tanggap bencana, ia ada barisan pertama. Mulai dari membantu anak-anak korban bencana, turut serta di dapur umum hingga evakuasi sering ia turut serta. Di saat lainnya ia juga mengajar anak-anak jalanan untuk belajar membaca dan mengaji.
Kebahagian yang lain dirasakan Pak Mono, tetangga desa saya. Profesinya hanya seorang loper koran. Setiap pagi mangkal di lampu merah di Jalan Ahmad Yani, Kudus. Namun selain menjadi loper koran, Pak Mono juga aktivis sosial. Dia orang pertama yang hadir disaat ada tetangga yang membutuhkan. Membantu mengurus keperluan orang meninggal, bahkan hingga mengurus jaminan kesehatan ketika ada tetangga atau kenalannya yang mengalami kesulitan mendapatkan layanan kesehatan. Kenalan dan jaringannya di kalangan aktivis sosial cukup luas. Dia juga sering membantu menyelesaikan masalah anak-anak yang mengurus bantuan sekolah, dan banyak lagi.
Ternyata kebahagiaan bertebaran dimana-mana. Anda bisa memilih berapa lama akan bahagia, sejam, sehari atau selamanya. Juga bisa memilih dengan cara apa Anda bahagia.
Pepatah cina mengatakan; jika ingin merasakan bahagia sejam: tidurlah, jika ingin bahagia sehari: pergilah memancing, jika ingin mendapat kebahagiaan sebulan: menikahlah, jika ingin setahun: warisi harta. Namun jika ingin bahagia selamanya: bantulah orang lain.
Allah juga menegaskan dalam Firman-Nya: tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan jangan tolong-menolong dalam kejahatan.
Sudahkah kita menciptakan kebahagiaan hari ini?
Salam persahabatan!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Menurut mereka bahagia itu bisa makan, lalu menghisab rokok..semua masalah lewat...
Benarkah? Bahagia semu, menurut saya sih..:)
Saya bertemu dengan orang-orang yang mendefinisikan bahagia dengan cara yang sungguh bijaksana. Menurut mereka, bahagia adalah ketika bisa membantu orang lain, peduli sesama.
Retno, adalah seorang relawan sebuah lembaga sosial. Ia menghabiskan hampir seluruh waktu produktifnya dari pagi hingga malam untuk menjadi relawan. Maka setiap ada aksi sosial, bakti masyakarat, atau aksi tanggap bencana, ia ada barisan pertama. Mulai dari membantu anak-anak korban bencana, turut serta di dapur umum hingga evakuasi sering ia turut serta. Di saat lainnya ia juga mengajar anak-anak jalanan untuk belajar membaca dan mengaji.
Kebahagian yang lain dirasakan Pak Mono, tetangga desa saya. Profesinya hanya seorang loper koran. Setiap pagi mangkal di lampu merah di Jalan Ahmad Yani, Kudus. Namun selain menjadi loper koran, Pak Mono juga aktivis sosial. Dia orang pertama yang hadir disaat ada tetangga yang membutuhkan. Membantu mengurus keperluan orang meninggal, bahkan hingga mengurus jaminan kesehatan ketika ada tetangga atau kenalannya yang mengalami kesulitan mendapatkan layanan kesehatan. Kenalan dan jaringannya di kalangan aktivis sosial cukup luas. Dia juga sering membantu menyelesaikan masalah anak-anak yang mengurus bantuan sekolah, dan banyak lagi.
Ternyata kebahagiaan bertebaran dimana-mana. Anda bisa memilih berapa lama akan bahagia, sejam, sehari atau selamanya. Juga bisa memilih dengan cara apa Anda bahagia.
Pepatah cina mengatakan; jika ingin merasakan bahagia sejam: tidurlah, jika ingin bahagia sehari: pergilah memancing, jika ingin mendapat kebahagiaan sebulan: menikahlah, jika ingin setahun: warisi harta. Namun jika ingin bahagia selamanya: bantulah orang lain.
Allah juga menegaskan dalam Firman-Nya: tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan jangan tolong-menolong dalam kejahatan.
Sudahkah kita menciptakan kebahagiaan hari ini?
Salam persahabatan!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT