Pagi ini, saya awali dengan melakukan silaturahim ke rumah saudara yang tinggalnya tidak jauh dari kampung sini. Beda desa namun masih satu kecamatan, jadi dijangkau dengan sepeda motor hanya dalam hitungan menit. Beliau adalah bibi tertua, adiknya ibu kami. Sejak ibu tiada, beliau sudah kami anggap sebagai ibu sendiri.
Ketika sedang ngobrol dengan saudara sepupu, sampailah pada cerita seorang janda yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Ibu muda itu harus membiayayai 3 orang anaknya sejak suaminya meninggal setahun lalu. Ia bekerja di pabrik dengan penghasilan pas-pasan untuk membeli makan dan membayar biaya sekolah anaknya.
Saat itu juga saya minta diantar untuk silaturahim ke sana. Dan sungguh membuat hati ini terpana. Ketegarannya dalam menerima kenyataan hidup dan kekuatannya untuk menanggung beban keluarga. Ketiga anaknya yang masih kecil, terlihat hidup seadannya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana ketika anaknya harus membayar uang sekolah menjelang terima rapor, atau perlu biaya untuk membayar buku atau membeli tas/sepatu baru. Kemanakah sang ibu akan mencarikannya.
Seketika itu hati ini luruh dalam haru. Bulan-bulan terakhir ini saya merasa dalam kesulitan yang sungguh berat, kekurangan dan kebutuhan yang banyak yang harus dipenuhi. Saya merasa ruang nafas ini sempit karena berbagai masalah yang harus kami hadapi..
Namun pagi ini saya mendapat pelajaran yang sungguh berarti. Ketika kita merasa susah, ada orang yang hidupnya lebih susah dari kita. Ketika kita merasa kurang, masih ada orang hidupnya lebih kekurangan dari kita.
Harusnya saya bersyukur, masih banyak pintu-pintu kemudahan dibuka oleh Allah untuk kami. Benarlah bahwa syukur adalah penentram dan sumber kebahagiaan. Benarlah firman Tuhan,'Barangsiapa bersyukur maka akan kulimpahkan nikmatKu padanya...'
Syukurilah apa yang kita miliki, dan marilah terus berbagi. Banyak orang yang nasibnya tidak sebahagia kita. Melihatlah ke bawah, agar kita menyadari kita berada di tempat yang tinggi..untuk bisa mensyukuri..
Salam persahabatan!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Ketika sedang ngobrol dengan saudara sepupu, sampailah pada cerita seorang janda yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Ibu muda itu harus membiayayai 3 orang anaknya sejak suaminya meninggal setahun lalu. Ia bekerja di pabrik dengan penghasilan pas-pasan untuk membeli makan dan membayar biaya sekolah anaknya.
Saat itu juga saya minta diantar untuk silaturahim ke sana. Dan sungguh membuat hati ini terpana. Ketegarannya dalam menerima kenyataan hidup dan kekuatannya untuk menanggung beban keluarga. Ketiga anaknya yang masih kecil, terlihat hidup seadannya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana ketika anaknya harus membayar uang sekolah menjelang terima rapor, atau perlu biaya untuk membayar buku atau membeli tas/sepatu baru. Kemanakah sang ibu akan mencarikannya.
Seketika itu hati ini luruh dalam haru. Bulan-bulan terakhir ini saya merasa dalam kesulitan yang sungguh berat, kekurangan dan kebutuhan yang banyak yang harus dipenuhi. Saya merasa ruang nafas ini sempit karena berbagai masalah yang harus kami hadapi..
Namun pagi ini saya mendapat pelajaran yang sungguh berarti. Ketika kita merasa susah, ada orang yang hidupnya lebih susah dari kita. Ketika kita merasa kurang, masih ada orang hidupnya lebih kekurangan dari kita.
Harusnya saya bersyukur, masih banyak pintu-pintu kemudahan dibuka oleh Allah untuk kami. Benarlah bahwa syukur adalah penentram dan sumber kebahagiaan. Benarlah firman Tuhan,'Barangsiapa bersyukur maka akan kulimpahkan nikmatKu padanya...'
Syukurilah apa yang kita miliki, dan marilah terus berbagi. Banyak orang yang nasibnya tidak sebahagia kita. Melihatlah ke bawah, agar kita menyadari kita berada di tempat yang tinggi..untuk bisa mensyukuri..
Salam persahabatan!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT