Saya punya teman, seorang menejer menengah di perusahaan bonafit. Karena dulunya nak kolong, dia terbiasa menghukum anak buahnya dengan hukuman fisik, push-up, sit-up atau lari keliling lapangan. Gayanya mirip Pak Jaka di serial OB. :) Ketika ditanya kenapa memberi hukuman fisik seperti itu? Karena mereka bandel. Begitu jawabnya ringan.
Sebagai atasan, Anda tak saja dituntut profesional menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi kewajiban di kantor, namun juga harus memiliki integritas seorang pemimpin yang handal dalam mengatur tim di satu unit kerja. Tentunya, dalam perjalanan karier Anda memimpin sebuah tim kerja di perusahaan, Anda akan menjumpai tipe-tipe pekerja yang bermacam-macam karakternya. Ada yang kurang menyenangkan, atau bahkan membawa pengaruh negatif bagi perkembangan lingkungan kerja di divisi Anda.
Mau tahu kiat-kiat menghadapi anggota tim yang bandel? Tiga tips sederhana ini mungkin bisa Anda terapkan..
1. Pantau terus pekerjaannya dan berikan motivasi.
Sudah menjadi hal biasa, seorang bawahan ada yang semangat di awal lalu loyo di tengah perjalanan. Apalagi jika kemudian mulai mencari-cari alasan untuk tidak menjalankan pekerjaan. Anda perlu memberikan tugas yang spesifik kepadanya dan pantaulah perkembangannya. Jangan biarkan bawahan yang cenderung bandel bergerak leluasa dengan ke-'bandel'-annya. Justru Anda perlu memberikan perhatian lebih dengan tugas-tugas yang menantang adrenalinnya.
Cari tahu apa kelebihan yang dimilikinya, apa yang perlu ditingkatkan. Berikan pendampingan untuk melakukan pekerjaannya agar lebih baik. Berikan target yang terukur, pantau dan berikan penilaian. Terus berikan motivasi kepadanya. Libatkan semua anggota tim untuk turut menciptakan kondisi lingkungan pekerjaan yang meunumbuhkan motivasi.
Tidak kalah penting juga tumbuhkan rasa kebersamaan, saling menghargai peran masing-masing dan kerjasama tim. Pererat hubungan kerja di dalam suatu tim. Sehingga, tak ada gosip atau pembicaraan negatif bahwa Anda adalah atasan yang buruk. Jadikan semua tim memiliki rasa menghargai pada atasan, karena Anda temasuk tipe atasan yang baik dan selalu memikirkan bawahannya.
2. Perhatikan dalam memberikan teguran lalu ajak memperbaiki kesalahan bersama-sama
Kadang, mungkin karena terlalu emosi, ada atasan yang suak menegur bahkan memarahi bawahannya di tempat yang kurang pas. Misalnya, di depan para karyawan lainnya yang sedang santai beristirahat. Atau mempermalukan karyawan di saat rapat.
Jika kejadiannya seperti itu apa yang dirasakan karyawan? Bisa jadi kejadian itu membuatnya malu dan membekas di hati dalam waktu yang lama. Bahkan, bisa menjadi dendam. Sebab dia tidak terima dipermalukan di depan teman-temannya.
Bukankah lebih bijaksana, bila atasan memanggil bawahan yang memang harus ditegur itu ke ruang kerjanya. Ditunjukkan kesalahannya. Bila kesalahannya ringan, tegurlah secara lisan. Selain itu, beri jalan keluar agar dia tidak mengulangi kesalahan tersebut. Jangan asal bentak pada saat dan tempat yang tidak tepat.
Selanjutnya ajaklah ia melakukan perbaikan bersama-sama. Satu kesalahan yang terjadi, bisa jadi bukan karena ulah satu orang, namun rentetan suatu proses pekerjaan yang dilakukan banyak orang. Termasuk juga bisa jadi kesalahan atasan. Karena itu, ajaklah melakuakn perbaikan bersama-sama. Monitor dan berikan pendampingan.
3. Selalu ada kesempatan kedua untuknya.
Menjadi atasan jangan terburu-buru 'panas' lalu dengan menggebu-gebu ingin mengomeli atau bahkan memecat bawahan Anda. Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, bukan? Bisa saja ia sedang dalam keadaan tidak termotivasi.
Setelah dibicarakan baik-baik dan dari hati ke hati sebagai seorang atasan dan bawahan, sebaiknya Anda memberikan kesempatan kedua baginya. Anda bisa memberikan janji bahwa Selalu terbuka peluang baginya, sama seperti yang Anda lakukan kepada rekan lain untuk mendapatkan promosi bila ia berhasil dengan gemilang dalam melakukan pekerjaannya.
Kemungkinan ada juga pekerja menjadi malas karena tahu, sehebat apa pun ia mengerjakan suatu tugas yang diberikan perusahaan, tak akan ada promosi karier yang lebih baik baginya di masa depan. Hal ini menjadikannya malas dan membandel.
Jadi, siap menghadapi bawahan yang bandel?
Semoga tips ini bermanfaat!
@JumadiSubur
Sebagai atasan, Anda tak saja dituntut profesional menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi kewajiban di kantor, namun juga harus memiliki integritas seorang pemimpin yang handal dalam mengatur tim di satu unit kerja. Tentunya, dalam perjalanan karier Anda memimpin sebuah tim kerja di perusahaan, Anda akan menjumpai tipe-tipe pekerja yang bermacam-macam karakternya. Ada yang kurang menyenangkan, atau bahkan membawa pengaruh negatif bagi perkembangan lingkungan kerja di divisi Anda.
Mau tahu kiat-kiat menghadapi anggota tim yang bandel? Tiga tips sederhana ini mungkin bisa Anda terapkan..
1. Pantau terus pekerjaannya dan berikan motivasi.
Sudah menjadi hal biasa, seorang bawahan ada yang semangat di awal lalu loyo di tengah perjalanan. Apalagi jika kemudian mulai mencari-cari alasan untuk tidak menjalankan pekerjaan. Anda perlu memberikan tugas yang spesifik kepadanya dan pantaulah perkembangannya. Jangan biarkan bawahan yang cenderung bandel bergerak leluasa dengan ke-'bandel'-annya. Justru Anda perlu memberikan perhatian lebih dengan tugas-tugas yang menantang adrenalinnya.
Cari tahu apa kelebihan yang dimilikinya, apa yang perlu ditingkatkan. Berikan pendampingan untuk melakukan pekerjaannya agar lebih baik. Berikan target yang terukur, pantau dan berikan penilaian. Terus berikan motivasi kepadanya. Libatkan semua anggota tim untuk turut menciptakan kondisi lingkungan pekerjaan yang meunumbuhkan motivasi.
Tidak kalah penting juga tumbuhkan rasa kebersamaan, saling menghargai peran masing-masing dan kerjasama tim. Pererat hubungan kerja di dalam suatu tim. Sehingga, tak ada gosip atau pembicaraan negatif bahwa Anda adalah atasan yang buruk. Jadikan semua tim memiliki rasa menghargai pada atasan, karena Anda temasuk tipe atasan yang baik dan selalu memikirkan bawahannya.
2. Perhatikan dalam memberikan teguran lalu ajak memperbaiki kesalahan bersama-sama
Kadang, mungkin karena terlalu emosi, ada atasan yang suak menegur bahkan memarahi bawahannya di tempat yang kurang pas. Misalnya, di depan para karyawan lainnya yang sedang santai beristirahat. Atau mempermalukan karyawan di saat rapat.
Jika kejadiannya seperti itu apa yang dirasakan karyawan? Bisa jadi kejadian itu membuatnya malu dan membekas di hati dalam waktu yang lama. Bahkan, bisa menjadi dendam. Sebab dia tidak terima dipermalukan di depan teman-temannya.
Bukankah lebih bijaksana, bila atasan memanggil bawahan yang memang harus ditegur itu ke ruang kerjanya. Ditunjukkan kesalahannya. Bila kesalahannya ringan, tegurlah secara lisan. Selain itu, beri jalan keluar agar dia tidak mengulangi kesalahan tersebut. Jangan asal bentak pada saat dan tempat yang tidak tepat.
Selanjutnya ajaklah ia melakukan perbaikan bersama-sama. Satu kesalahan yang terjadi, bisa jadi bukan karena ulah satu orang, namun rentetan suatu proses pekerjaan yang dilakukan banyak orang. Termasuk juga bisa jadi kesalahan atasan. Karena itu, ajaklah melakuakn perbaikan bersama-sama. Monitor dan berikan pendampingan.
3. Selalu ada kesempatan kedua untuknya.
Menjadi atasan jangan terburu-buru 'panas' lalu dengan menggebu-gebu ingin mengomeli atau bahkan memecat bawahan Anda. Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, bukan? Bisa saja ia sedang dalam keadaan tidak termotivasi.
Setelah dibicarakan baik-baik dan dari hati ke hati sebagai seorang atasan dan bawahan, sebaiknya Anda memberikan kesempatan kedua baginya. Anda bisa memberikan janji bahwa Selalu terbuka peluang baginya, sama seperti yang Anda lakukan kepada rekan lain untuk mendapatkan promosi bila ia berhasil dengan gemilang dalam melakukan pekerjaannya.
Kemungkinan ada juga pekerja menjadi malas karena tahu, sehebat apa pun ia mengerjakan suatu tugas yang diberikan perusahaan, tak akan ada promosi karier yang lebih baik baginya di masa depan. Hal ini menjadikannya malas dan membandel.
Jadi, siap menghadapi bawahan yang bandel?
Semoga tips ini bermanfaat!
@JumadiSubur