Pagi ini, sebelum mengisi seminar nanti siang, saya ingin memulai dengan menulis artikel ini lebih pagi. Tema yang ingin saya angkat adalah tentang menularkan kebahagiaan. Sambil browsing, pas sekali saya menemukan cerita ini. Jadi sekalian saya ceritakan buat Anda disini:
Seorang pemuda yang penuh semangat, berangkat kerja dipagi hari dengan senyum mengembang. Memanggil taxi lalu naik ke dalamnya.
"Selamat pagi, Pak' Sapanya pada sang sopir. "Pagi yang cerah bukan?" Sambungnya sambil tersenyum dan seperti biasa ia bersenandung kecil.
Bapak sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, setelah menjawab ucapan selamat ia menjalankan mobilnya dengan senang hati.
Sesampainya ditempat tujuan, pemuda itu membayar dengan uang 20 ribu, untuk argo yang hampir 15 ribu. "Kembaliannya buat bapak saja, selamat bekerja Pak. Hati-hati bawa mobilnya" Kata pemuda dengan senyum.
"Terima kasih.." Jawab Pak sopir taxi dengan penuh syukur.
"Wah, aku bisa sarapan dulu nih.." Pikirnya.
Sampai di sebuah warung, dengan riang ia memesan makan pagi. "Biasa Pak?" Tanya si ibu warung.
"Ya, biasa,.. nasi sayur...tapi pagi ini tambahkan sepotong ayam ya.." Jawab Pak sopir.
Dan, ketika membayar nasi, di tambahkannya 2.000 rupiah. "Buat jajan si bocah." Katanya kepada Ibu warung. Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dengan senyum lebih lebar. Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.
Cerita berlanjur. Kebahagiaan itu menular, berputar seperti bola salju.
Keluarga Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu, begitu juga keluarga si Ibu warung. Teman anak si Ibu, mungkin juga keluarga mereka. Semua tertular kebahagiaan.
Seorang pemuda yang penuh semangat, berangkat kerja dipagi hari dengan senyum mengembang. Memanggil taxi lalu naik ke dalamnya.
"Selamat pagi, Pak' Sapanya pada sang sopir. "Pagi yang cerah bukan?" Sambungnya sambil tersenyum dan seperti biasa ia bersenandung kecil.
Bapak sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, setelah menjawab ucapan selamat ia menjalankan mobilnya dengan senang hati.
Sesampainya ditempat tujuan, pemuda itu membayar dengan uang 20 ribu, untuk argo yang hampir 15 ribu. "Kembaliannya buat bapak saja, selamat bekerja Pak. Hati-hati bawa mobilnya" Kata pemuda dengan senyum.
"Terima kasih.." Jawab Pak sopir taxi dengan penuh syukur.
"Wah, aku bisa sarapan dulu nih.." Pikirnya.
Sampai di sebuah warung, dengan riang ia memesan makan pagi. "Biasa Pak?" Tanya si ibu warung.
"Ya, biasa,.. nasi sayur...tapi pagi ini tambahkan sepotong ayam ya.." Jawab Pak sopir.
Dan, ketika membayar nasi, di tambahkannya 2.000 rupiah. "Buat jajan si bocah." Katanya kepada Ibu warung. Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dengan senyum lebih lebar. Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.
Cerita berlanjur. Kebahagiaan itu menular, berputar seperti bola salju.
Keluarga Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu, begitu juga keluarga si Ibu warung. Teman anak si Ibu, mungkin juga keluarga mereka. Semua tertular kebahagiaan.