Di bulan Ramadhan ini, kita menemukan banyak poster, selebaran atau flyer dari lembaga-lembaga zakat. Salah satunya yang menarik bagi saya adalah poster dengan tulisan mencolok "Jangan Ditahan!" dari sebuah lembaga zakat nasional yang cukup terkenal.
Tentu saja yang dimaksud dalam poster ini adalah agar kita jangan menahan amal kebaikan. Segerakan dalam berbuat kebaikan.
Saya teringat dengan sebuah kisah :
Pada suatu malam yang dingin dan hujan, seorang pemuda sedang menunggu bis. Dia melihat seorang perempuan tua turun dari sebuah bis dan kemudian berjalan perlahan ke tempat pemberhentian bis.
Setelah berdiam beberapa saat Si Ibu berbicara kepada anak muda itu, "Malam yang buruk, ya? Tapi saya harap saya tidak perlu menunggu terlalu lama."
Dengan sedikit ingin tahu, lelaki itu bertanya tentang bis mana yang ia tunggu.
Ketika diberitahu, dia berkata, "Lho, Anda baru saja turun dari bis sebelum tempat yang anda tuju?"
"Begini, katanya terbata-bata dengan sedikit malu, "di bis tadi ada seorang pemuda cacat. Tak seorang pun menawarkan tempat duduk kepadanya, dan saya tahu bahwa dia akan merasa malu kalau seorang ibu tua seperti saya berdiri untuknya. Karena itu saya berpura-pura sudah waktunya untuk turun dan saya berdiri menuju pintu keluar ketika ia sedang berada di sisi kursi saya. Dia tidak merasa malu, dan bagi saya – masih selalu ada bis lain."
Pada saat yang lain, saya mendapat email dari sebuah milis, sebuah kisah yang juga bercerita tentang berbuat baik.
Suatu hari, seorang anak laki-laki miskin, yang sehari-hari berjualan dari rumah ke rumah untuk membiayai kebutuhan sekolahnya, merasa lapar namun ia hanya mempunyai uang 10 sen di kantongnya. Ia memutuskan untuk meminta makanan di rumah berikut.
Tetapi ia mengurungkan niatnya ketika dilihatnya seorang wanita muda yang cantik membukakan pintu. Ia hanya meminta air minum. Wanita itu melihat bahwa anak laki-laki itu tampak lapar dan memberinya segelas susu.
Anak laki-laki itu meminumnya perlahan-lahan sambil bertanya, “Berapa aku berhutang kepadamu?”
“Engkau tidak berhutang sepeserpun” jawab wanita itu.
“Ibuku selalu mengajarkan untuk tidak mengharapkan imbalan dari kebaikan.” Anak laki-laki itupun mengucapkan banyak terima kasih. Pada saat anak laki-laki yang kemudian diketahui bernama Howard Kelly, meninggalkan rumah itu, ia tidak saja menjadi kuat secara fisik, tetapi imannya kepada Tuhan dan sesama juga dikuatkan. Sebelumnya ia sudah hampir menyerah dan hampir meninggalkan Tuhan.
Beberapa tahun kemudian, wanita muda itu sakit keras. Para dokter umum sudah menyerah dan mengirimnya ke kota besar dimana para dokter spesialis dapat mempelajari penyakitnya yang langka. Dr. Howard Kelly juga dipanggil untuk mempelajarinya.
Ketika didengar nama kota darimana wanita itu berasal, terlihat seberkas sinar di matanya. Segera ia bangkit menuju ke kamar wanita tersebut. Dengan mengenakan pakaian dokter, ia mengunjunginya dan langsung mengenalinya. Sekembalinya ke ruang dokter, Dr. Kelly memutuskan untuk melakukan yang terbaik untuk menyelamatkannya.
Sejak saat itu, ia mencurahkan seluruh perhatian pada penyakit itu.
Setelah berjuang begitu lama, wanita itu akhirnya sembuh. Dr. Kelly meminta bagian administrasi untuk mengirimkan bon pembayaran kepadanya. Ia membaca bon tersebut, menuliskan sesuatu, dan mengirimkannya kepada wanita tersebut. Wanita itu merasa takut untuk melihatnya, karena yakin bahwa ia akan membutuhkan waktu seumur hidup untuk dapat membayarnya.
Pada akhirnya dibacanya bon tersebut, dan sesuatu telah menarik perhatiannya. Pada bon itu tertulis…“Telah dibayar penuh dengan segelas susu.”
Insan mulia, dua kisah di atas mengisahkan tentang betap peningnya kita memanfaatkan kesempatan sekecil apapun untuk berbuat kebaikan. Beramal baik.
Mulai saat ini, marilah tetapkan jiwa, jangan lalaikan sekecil apapun amal, meskipun hanya sekedar pemberian sedekah yang sederhana, seulas senyuman dengan ketulusan kepada saudaranya, menyingkirkan duri di tepi jalan, menebarkan salam, atau paling minimal menahan diri untuk tidak menyakiti hati oranglain.
Bahkan dalam agama, ada amal-amal yang harus disegerakan. Kata Nabi, sholat diawal waktu, berjihad dan berbakti kepada orangtua. Amal lain yang tidak boleh ditunda adalah menikah jika sudah ketemu jodoh, menguburkan jenazah dan membayar hutang. Demikian juga untuk menyampaikan amanah, menyelesaikan wasiat dan membayar upah karyawan sebelum kering keringatnya. Dan masih banyak hal-hal penting lainnya yang bisa dikerjakan dengan segera. Sebagaimana banyak kesempatan lainnya untuk beramal kebaikan.
Dengan melakukan amal kebaikan, maka akan datang kedamaian dalam hati kita dan akan bertambah semangat dalam diri kita untuk bekerja, mencapai cita-cita. Semakin banyak kita membantu orang lain, dengan sendirinya kita membangun jaringan dan suatu saat nanti akan berguna untuk diri kita. Yang pasti, Tuhan akan mencatat seluruh amal kebaikan kita, dan dengan pasti pula akan ada balasan kebaikan yang lebih sebagai balasannya.
Berdirilah di depan jendela. Pandanglah keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa telah kita berikan pada dunia ini. Pasti ada alasan kuat mengapa kita hadir di sini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung diri ini.
Keberadaan kita bukan untuk kesia-siaan. Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan, sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya anda dengan segala kekuatan yang tak dimiliki siapapun untuk mengubah dunia. Itu hanya terwujud bila anda mau memberikannya. []
Tentu saja yang dimaksud dalam poster ini adalah agar kita jangan menahan amal kebaikan. Segerakan dalam berbuat kebaikan.
Saya teringat dengan sebuah kisah :
Pada suatu malam yang dingin dan hujan, seorang pemuda sedang menunggu bis. Dia melihat seorang perempuan tua turun dari sebuah bis dan kemudian berjalan perlahan ke tempat pemberhentian bis.
Setelah berdiam beberapa saat Si Ibu berbicara kepada anak muda itu, "Malam yang buruk, ya? Tapi saya harap saya tidak perlu menunggu terlalu lama."
Dengan sedikit ingin tahu, lelaki itu bertanya tentang bis mana yang ia tunggu.
Ketika diberitahu, dia berkata, "Lho, Anda baru saja turun dari bis sebelum tempat yang anda tuju?"
"Begini, katanya terbata-bata dengan sedikit malu, "di bis tadi ada seorang pemuda cacat. Tak seorang pun menawarkan tempat duduk kepadanya, dan saya tahu bahwa dia akan merasa malu kalau seorang ibu tua seperti saya berdiri untuknya. Karena itu saya berpura-pura sudah waktunya untuk turun dan saya berdiri menuju pintu keluar ketika ia sedang berada di sisi kursi saya. Dia tidak merasa malu, dan bagi saya – masih selalu ada bis lain."
Pada saat yang lain, saya mendapat email dari sebuah milis, sebuah kisah yang juga bercerita tentang berbuat baik.
Suatu hari, seorang anak laki-laki miskin, yang sehari-hari berjualan dari rumah ke rumah untuk membiayai kebutuhan sekolahnya, merasa lapar namun ia hanya mempunyai uang 10 sen di kantongnya. Ia memutuskan untuk meminta makanan di rumah berikut.
Tetapi ia mengurungkan niatnya ketika dilihatnya seorang wanita muda yang cantik membukakan pintu. Ia hanya meminta air minum. Wanita itu melihat bahwa anak laki-laki itu tampak lapar dan memberinya segelas susu.
Anak laki-laki itu meminumnya perlahan-lahan sambil bertanya, “Berapa aku berhutang kepadamu?”
“Engkau tidak berhutang sepeserpun” jawab wanita itu.
“Ibuku selalu mengajarkan untuk tidak mengharapkan imbalan dari kebaikan.” Anak laki-laki itupun mengucapkan banyak terima kasih. Pada saat anak laki-laki yang kemudian diketahui bernama Howard Kelly, meninggalkan rumah itu, ia tidak saja menjadi kuat secara fisik, tetapi imannya kepada Tuhan dan sesama juga dikuatkan. Sebelumnya ia sudah hampir menyerah dan hampir meninggalkan Tuhan.
Beberapa tahun kemudian, wanita muda itu sakit keras. Para dokter umum sudah menyerah dan mengirimnya ke kota besar dimana para dokter spesialis dapat mempelajari penyakitnya yang langka. Dr. Howard Kelly juga dipanggil untuk mempelajarinya.
Ketika didengar nama kota darimana wanita itu berasal, terlihat seberkas sinar di matanya. Segera ia bangkit menuju ke kamar wanita tersebut. Dengan mengenakan pakaian dokter, ia mengunjunginya dan langsung mengenalinya. Sekembalinya ke ruang dokter, Dr. Kelly memutuskan untuk melakukan yang terbaik untuk menyelamatkannya.
Sejak saat itu, ia mencurahkan seluruh perhatian pada penyakit itu.
Setelah berjuang begitu lama, wanita itu akhirnya sembuh. Dr. Kelly meminta bagian administrasi untuk mengirimkan bon pembayaran kepadanya. Ia membaca bon tersebut, menuliskan sesuatu, dan mengirimkannya kepada wanita tersebut. Wanita itu merasa takut untuk melihatnya, karena yakin bahwa ia akan membutuhkan waktu seumur hidup untuk dapat membayarnya.
Pada akhirnya dibacanya bon tersebut, dan sesuatu telah menarik perhatiannya. Pada bon itu tertulis…“Telah dibayar penuh dengan segelas susu.”
Insan mulia, dua kisah di atas mengisahkan tentang betap peningnya kita memanfaatkan kesempatan sekecil apapun untuk berbuat kebaikan. Beramal baik.
Mulai saat ini, marilah tetapkan jiwa, jangan lalaikan sekecil apapun amal, meskipun hanya sekedar pemberian sedekah yang sederhana, seulas senyuman dengan ketulusan kepada saudaranya, menyingkirkan duri di tepi jalan, menebarkan salam, atau paling minimal menahan diri untuk tidak menyakiti hati oranglain.
Bahkan dalam agama, ada amal-amal yang harus disegerakan. Kata Nabi, sholat diawal waktu, berjihad dan berbakti kepada orangtua. Amal lain yang tidak boleh ditunda adalah menikah jika sudah ketemu jodoh, menguburkan jenazah dan membayar hutang. Demikian juga untuk menyampaikan amanah, menyelesaikan wasiat dan membayar upah karyawan sebelum kering keringatnya. Dan masih banyak hal-hal penting lainnya yang bisa dikerjakan dengan segera. Sebagaimana banyak kesempatan lainnya untuk beramal kebaikan.
Dengan melakukan amal kebaikan, maka akan datang kedamaian dalam hati kita dan akan bertambah semangat dalam diri kita untuk bekerja, mencapai cita-cita. Semakin banyak kita membantu orang lain, dengan sendirinya kita membangun jaringan dan suatu saat nanti akan berguna untuk diri kita. Yang pasti, Tuhan akan mencatat seluruh amal kebaikan kita, dan dengan pasti pula akan ada balasan kebaikan yang lebih sebagai balasannya.
Berdirilah di depan jendela. Pandanglah keluar. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa telah kita berikan pada dunia ini. Pasti ada alasan kuat mengapa kita hadir di sini. Bukan untuk merengek atau meminta dunia menyanjung diri ini.
Keberadaan kita bukan untuk kesia-siaan. Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan, sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Alangkah hebatnya anda dengan segala kekuatan yang tak dimiliki siapapun untuk mengubah dunia. Itu hanya terwujud bila anda mau memberikannya. []