Ini sebuah cerita yang sudah lama.
Dalam sebuah bukunya yang terbit di tahun 1996, pemilik perusahaan motivasi dunia Zig Ziglar, menceritakan tentang seorang kakek yang memainkan biola. Begini kisahnya:
Suatu hari ada konser musik biola yang dipentaskan di suatu kota. Ada pasangan tua kakek dan nenek penasaran dengan konser tersebut. Sang kakek dengan semangat mengajak nenek untuk nonton gelaran konser tersebut. Rupanya sang kakek dan nenek sangat menikmati konser alunan biola dari para pemain biola tersohor di konser tersebut.
Setibanya di rumah, si kakek mengutarakan niatnya bahwa ia juga ingin memainkan biola seperti layaknya pemain biola pada konser yang dilihatnya. Tak lama kemudian sebuah biola baru telah berhasil ia miliki. Dicobanya biola tersebut, digesek, dimainkan setiap waktu di depan istrinya laksana pemain tersohor yang ada di konser.
Namun lama-lama nenek dengan nada sedikit protes bicara pada sang kakek "Kek, mengapa nada biola yang kau mainkan monoton dan membosankan tidak seperti permainan konser biola yang mengalunkan variasi nada-nada sehingga terangkai sebuah lagu yang merdu?"
Sang kakek menjawab dengan santainya " ... karena saya telah menemukan nada yang tepat untuk dimainkan sedangkan mereka belum menemukan nada yang tepat sehingga masih harus mencoba-coba nada ..!"
Cerita tersebut mungkin kocak tetapi tanpa disadari fenomena tersebut sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Saya dan beberapa diantara kita sering tanpa menyadari bahwa kita menutup diri dengan segala alasan untuk membenarkan apa yang kita perbuat dan ketika orang lain memmberikan nasihat dicarilah alasan-alasan yang tampaknya dapat diterima.
Hidup idealnya seperti nada-nada biola yang dimainkan secara harmoni sehingga enak didengar dan dinikmati. Bukan satu nada monoton yang membosankan telinga.
Hidup juga lebih seperti variasi warna-warni pelangi yang harmoni sehingga indah dipandang. Keterbukaan pikiran dan hati membuat kita merasa lega untuk menerima variasi hidup dan perbedaan-perbedaan di sekitar kita.
Menutup hati dari masukan orang lain sering membuat kita tertutup akan segala gagasan selain dari dirinya sendiri. Semoga bermanfaat untuk menambah semangat kita di pagi ini.
Mari terus berusaha memperbaiki diri, untuk hari kita yang lebih baik.
For our betterlife.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Dalam sebuah bukunya yang terbit di tahun 1996, pemilik perusahaan motivasi dunia Zig Ziglar, menceritakan tentang seorang kakek yang memainkan biola. Begini kisahnya:
Suatu hari ada konser musik biola yang dipentaskan di suatu kota. Ada pasangan tua kakek dan nenek penasaran dengan konser tersebut. Sang kakek dengan semangat mengajak nenek untuk nonton gelaran konser tersebut. Rupanya sang kakek dan nenek sangat menikmati konser alunan biola dari para pemain biola tersohor di konser tersebut.
Setibanya di rumah, si kakek mengutarakan niatnya bahwa ia juga ingin memainkan biola seperti layaknya pemain biola pada konser yang dilihatnya. Tak lama kemudian sebuah biola baru telah berhasil ia miliki. Dicobanya biola tersebut, digesek, dimainkan setiap waktu di depan istrinya laksana pemain tersohor yang ada di konser.
Namun lama-lama nenek dengan nada sedikit protes bicara pada sang kakek "Kek, mengapa nada biola yang kau mainkan monoton dan membosankan tidak seperti permainan konser biola yang mengalunkan variasi nada-nada sehingga terangkai sebuah lagu yang merdu?"
Sang kakek menjawab dengan santainya " ... karena saya telah menemukan nada yang tepat untuk dimainkan sedangkan mereka belum menemukan nada yang tepat sehingga masih harus mencoba-coba nada ..!"
Cerita tersebut mungkin kocak tetapi tanpa disadari fenomena tersebut sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Saya dan beberapa diantara kita sering tanpa menyadari bahwa kita menutup diri dengan segala alasan untuk membenarkan apa yang kita perbuat dan ketika orang lain memmberikan nasihat dicarilah alasan-alasan yang tampaknya dapat diterima.
Hidup idealnya seperti nada-nada biola yang dimainkan secara harmoni sehingga enak didengar dan dinikmati. Bukan satu nada monoton yang membosankan telinga.
Hidup juga lebih seperti variasi warna-warni pelangi yang harmoni sehingga indah dipandang. Keterbukaan pikiran dan hati membuat kita merasa lega untuk menerima variasi hidup dan perbedaan-perbedaan di sekitar kita.
Menutup hati dari masukan orang lain sering membuat kita tertutup akan segala gagasan selain dari dirinya sendiri. Semoga bermanfaat untuk menambah semangat kita di pagi ini.
Mari terus berusaha memperbaiki diri, untuk hari kita yang lebih baik.
For our betterlife.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT