Karyawan yang berbahagia, kali ini saya ingin menyampaikan sebuah cerita. Kisah yang sering saya sampaikan kepada para peserta pelatihan di lembaga kami, kisah tentang elang dan ayam, sudah pernah mendengarnya, kan? Baiklah saya coba mengisahkan kembali untuk para insan mulia.
Suatu hari Nenek Rina dan Nenek Rini pergi ke hutan mencari kayu bakar. Sewaktu di dalam hutan, mereka menemukan 2 butir telur. Tidak tahu telur apa. Karena penasaran, mereka sepakat untuk mebawa pulang telur itu dan masing-masing menyimpan 1 telur untuk ditetaskan, hingga menetas.
Ia lalu bertekad belajar terbang. Mulai dari memanjat batu, pohon, hingga memanjat atap rumah. Hingga suatu hari, ia benar-benar meninggalkan rumah itu. Ia terbang, melesat dan tidak pernah kembali lagi.
Namun, ada satu ayam yang ’aneh’. Badannya tumbuh jauh lebih besar dari ayam yang lainnya. Paruhnya lebih tajam, kakinya lebih besar dan matanya terlihat lebih tajam dan berkilau. Hanya saja ia tidak bisa berkokok.
Demikian pula di rumah Nenek Rani. Tapi berbeda dengan ’ayam aneh’ di rumah Nenek Rina. Ayam ini merasa asing berada di lingkungan para ayam. Ia merasa aneh dengan kebiasaan ayam-ayam yang mengais tanah untuk mencari makan. Ia merasa tidak puas dengan makanan seperti itu. Ayam yang badannya juga lebih besar dari ayam-ayam lainnya itu merasa senang dengan paruhnya yang tajam, matanya yang lebih jeli melihat dan bulu-bulu sayapnya yang lebih indah. Juga kakinya yang lebih kokoh. Ia ingin menjadi ’ayam’ yang berbeda dengan ayam-ayam itu.
Setiap hari ia melihat ke atas langit. Ia senang memandangi seekor burung yang terbang tinggi, berputar di angkasa, sesekali menukik ke bawah dan terbang lagi dengan kecepatan tinggi, melesat laksana kilat. Sayap-sayapnya mengembang, kokoh dan perkasa.
Berbeda dengan nasib ’ayam aneh’ di rumah Nenek Rani. Karena badannya yang besar dan tempak lebih sehat. Pada saat hari Raya, ketika anak dan cucu-cucunya berkumpul, nenek Rani memilih ayam aneh itu untuk dipotong dan dijadikan hidangan, ayam bakar istimewa untuk cucu-cucunya di Hari Raya.
Kita semua diciptakan oleh Tuhan dari asal yang sama. Tapi megapa ada yang sukses dan ada yang biasa-biasa saja. Ada yang menjelma menjadi orang besar, para pahlawan, namun ada yang menjadi orang biasa. Bahkan naas, menjadi pecundang.
Semua tergantung bagaimana kita memilih sikap dalam kehidupan. Sama seperti telur-telur tadi, boleh jadi ia berasal dari induk elang yang sama, namun mereka memilih jalan yang berbeda dan hasilnya pun berbeda.
Jika kita hanya diam, menunggu atau bermanja-manja, maka keberhasilan mungkin akan menjadi angan-angan semata. Namun jika kita belajar, bekerja dan berusaha, saya yakin tidak ada yang mustahil atas semua cita-cita kita. Jadi, kalau terlintas dalam benak Anda untuk sedikit bermanja-manja, jawab saja, No Way![]