Suatu hari Sule bertemu dengan Azis di depan sebuah minimarket. “Dari mana kamu kok senyum-senyum gitu?” Tanya Sule kepada temannya itu.
“Aku dari warnet. Habis kirim email ke temanku di Jerman.” Jawab Azis dengan semangat. “Kamu punya email nggak Le?”
“Ya punya dong. Hari gini…”. Jawab Sule bangga. “Waktu itu aku beli di counter HP. Tapi aku udah lupa nomornya. Habisnya jarang dipakai!”. Imbuhnya. Azis langsung menepuk jidat sendiri mendengar jawaban sahabatnya itu.
Sudah cukup senyumnya. Itu hanya cerita khayal.
Yang pasti, dunia bisnis saat ini mengalami realitas baru. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya perubahan lingkungan yang begitu cepat bahkan cenderung radikal. Baik perubahan teknologi maupun situasi ekonomi dan politik.
Namun di sisi lain upaya perubahan yang dilakukan organisasi dalam rangka menyikapi perubahan lingkungan seringkali hanya menyentuh pada aspek-aspek yang nyata (tangible) atau dalam istilah lain “hard side of change” seperti perubahan pada aspek operasional, sistem maupun prosedur yang lebih mudah untuk diidentifikasi. Padahal organisasi perlu melakukan change management dengan sukses melalui “soft side of change” sehingga strategi perubahan yang dilakukan lebih mudah diimplementasikan.
Oleh karena itu organisasi dalam memenangkan persaingan harus mampu berubah lebih cepat dan bergerak lebih efektif dari para pesaingnya. Karena itu setiap organisasi dituntut untuk cepat berubah dalam melayani tuntutan baik lingkungan internal organisasi maupun eksternal.
Perubahan ini juga merupakan tuntuan perubahan era industrial menjadi era pengetahuan yang ditandai dengan perubahan basis aset perusahaan. Kalau sebelumnya aset perusahaan banyak dihitung dari tangible asset, saat ini sudah mulai diperhitungkan intangible asset yang memang potensi return sangat tergantung dengan aset ini.
Aset-aset yang tidak terlihat itu seperti ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya, faktor kolaborasi inter organisasi, teknologi, ide, kreativitas dan para knowledge worker yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain, keunggulan ditentukan oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki organisasi dan individu dalam melakukan inovasi berbasis pengetahuan.[]